FORUM KEADILAN – Keberhasilan polisi dalam membebaskan Philip Mark Mehrtens, yaitu pilot Susi Air yang diculik oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Nduga, Papua diapresiasi banyak pihak.
Sugeng Teguh Santoso selaku Ketua Indonesia Police Watch (IPW) juga ikut mengapresiasi keberhasilan Polri dalam membebasan pria asal Selandia Baru tersebut.
“Kami mengapresiasi keberhasilan polri dalam membebaskan Philip Mark Mehrtens. Melalui kesabaran yang cukup tinggi dari pemerintah Indonesia yang menunggu selama 1,5 tahun disandera kelompok kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya,” kata Sugeng, Minggu, 22/09/2024.
Keberhasilan Kepolisian dalam pembebasan itu patut dipuji, sebab sebelumnya pilot helikopter PT Intan Angkasa Air Service, Glen Malcolm Conning yang juga berkebangsaan Selandia Baru dibunuh seketika saat mendaratkan pesawat secara kejam oleh KKB Agustus lalu ditakutkan akan terjadi pula kepada Philip.
Menurut Sugeng, keberhasilan dalam operasi damai dalam pembebasan Philip secara tidak langsung telah membuat nama baik polri pulih kembali.
“Keberhasilan ini dapat memulihkan kepercayaan pemerintah asing atas keseriusan Polri menjaga keselamatan warganya di Indonesia,” kata dia.
Sebagaimana telah dijelaskan oleh Kepala Operasi Damai Cartenz 2024, Brigjen Pol Dr Faizal Ramadhani bahwa Satgas Operasi Damai Cartenz 2024 selama ini mengedepankan upaya soft approach daripada hard approach.
“Ya benar, kami mengedepankan pendekatan melalui tokoh agama, tokoh gereja, tokoh adat dan keluarga dekat dari Egianus Kogoya. Pendekatan ini penting dilakukan untuk meminimalisir jatuhnya korban jiwa baik dari aparat, masyarakat sipil dan sekaligus menjaga keselamatan dari pilot itu sendiri,” jelas Brigjen Faizal Ramadhani, Sabtu, 21/09/2024.
Menurutnya, setelah sekian lama melakukan pendekatan dengan berbagai tokoh tersebut. Akhirnya membuahkan hasil, Pilot Philip berhasil dijemput oleh Tim Gabungan TNI-Polri yang tergabung dalam Satgas Damai Cartenz 2024.
Sugeng berkata Kemampuan soft aproach melalui pendekatan personal dan komunikasi yang terlatih adalah soft skill yang sangat diperlukan oleh setiap anggota Polri dalam menyelesaikan problema keamanan dan ketertiban di Indonesia.
Ia berharap Soft skill komunikasi itu akan diterapkan kepada warga lainnya untuk mewujudkan wajah kepolisian yang ramah dan presisi.
“Soft skill komunikasi itu sangat mendukung tugas Polri yang diamanatkan undang-undang dalam menghormati hak asasi manusia,” pungkas dia.*
Laporan Reynaldi Adi Surya