Dewan Pakar Apindo: Faisal Basri Sosok yang Berjuang Keras Demi Perbaikan Ekonomi Bangsa Ini

FORUM KEADILAN – Dewan Pakar Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Danang Girindrawardana mengucapkan belasungkawa atas kepergian ekonom ternama Indonesia, Profesor Faisal Basri Batubara.
Mantan Ketua Ombudsman tersebut mengatakan bahwa Faisal Basri adalah sosok ekonom yang berperan penting dalam reformasi di Indonesia. Menurutnya, komentar kritis dan keberanian Faisal Basri dalam menyuarakan sikap antikorupsi kepada para pejabat perlu diingat dengan baik.
“Bang Faisal Basri adalah tokoh anti korupsi yang pantas dicatat dalam sejarah reformasi Indonesia,” kata Danang kepada Forum Keadilan, Kamis, 5/9/2024.
Kata Danang, Faisal Basri selalu mendorong generasi di bawahnya untuk berpikir dan berjuang demi perbaikan bangsa. Faisal, menurutnya, adalah sosok yang dengan berani mengkritik pemerintah melalui televisi dan media massa terkait tata kelola ekonomi yang dianggapnya serampangan.
“Bang Faisal adalah juga senior kami yang mendorong kami untuk berpikir dan berjuang keras demi perbaikan tata kelola ekonomi bangsa ini,” kenangnya.
Diketahui, sebelum wafat, Danang sempat berbagi panggung dengan Faisal Basri dalam acara peringatan 79 tahun Kemerdekaan Indonesia pada forum diskusi bertema ekonomi dan pangan pada Kamis, 15 Agustus 2024 di Tebet, Jakarta Selatan.
Dalam forum tersebut, Faisal Basri mengkritik beberapa kebijakan pemerintah yang dianggapnya tidak pro-rakyat kecil.
“Jangan sampai pangan kita dikuasai asing dan korporasi dalam negeri. Kita selama ini punya worldview korporat farming bukan komoditi farming, kalau korporat farming ya sirkulasi pangan dikuasai dia lagi dia lagi (oligarki -red) bukan masyarakat. Seperti food estate, petaninya malah disingkirkan,” tegas Faisal dalam pemaparannya.
Faisal Basri turut mengkritik kebijakan pangan dalam pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang dinilainya selalu condong kepada oligarki dan konglomerat, dengan laju impor pangan yang tinggi tanpa ada upaya meningkatkan produksi.
“Bisa dikatakan Jokowi sebagai pengimpor pangan terbesar dalam sejarah. Impor pangan berarti ketahanan pangan dalam negeri buruk karena itu harus ada yang berani mengkritik kebijakan Jokowi ini,” ujar Faisal.
Menurut Danang, keberanian serta semangat Faisal Basri dalam forum diskusi tersebut sangat luar biasa. Ia berharap di masa depan ada orang yang berani mengkritik dan memiliki semangat besar seperti Faisal Basri.
“Kita perlu teruskan semangatnya,” tutupnya.
Sebelumnya, Ekonom Senior Universitas Indonesia Faisal Basri tutup usia pada Kamis, 5/9 sekitar pukul 03.50 WIB.
Faisal Basri meninggal dunia di Rumah Sakit (RS) Mayapada, Kuningan, Jakarta Selatan, pada usia 65 tahun.*
Laporan Reynaldi Adi Surya