Kamis, 12 Juni 2025
Menu

Respons Wamenkes Ketika Guru Besar Bantah Perundungan di Undip: Tunggu Investigasi

Redaksi
Wamenkes Dante Saksono Harbuwono. | Dok - Kementerian Kesehatan
Wamenkes Dante Saksono Harbuwono. | Dok - Kementerian Kesehatan
Bagikan:

FORUM KEADILAN – Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono merespons terkait Guru Besar Fakultas Kedokteran (FK) Undip Zaenal Muttaqien yang mengklaim tidak ada perundungan yang dilakukan senior terhadap mahasiswi PPDS Anestesi Undip dokter Aulia Risma Lestari.

Dante juga menyerahkan segala temuan barang bukti dan proses penyelidikan ke aparat kepolisian. Dirinya juga meminta publik untuk menunggu hasil investigasi kepolisian.

“Nanti kita tunggu investigasi yang resmi dari kepolisian, sehingga kepolisian akan mengeluarkan investigasi yang resmi,” ujar Dante di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa, 3/9/2024.

“Setelah investigasi dari polisi resmi dikeluarkan, baru kita simpulkan,” tambahnya.

Dante juga mengatakan bahwa Kemenkes pada saat ini fokus pada pengawalan kasus dugaan perundungan melalui investigasi internal. Dirinya menyebutkan bahwa ada sekitar 300 kasus dugaan perundungan di lingkip PPDS.

Ia menjelaskan adanya beberapa laporan yang ditemukan di Undip, Usu, Unsri, hingga Unair, dan beberapa FK lainnya.

“Ada beberapa kasus yang langsung masuk ke kita cuma kita tidak buka, karena ini memang sensitif dan kita perlu bukti yang solid untuk menentukan kesimpulan dari setiap kali perundungan,” imbuhnya.

Sebelumnya, Guru Besar FK Undip Zaenal Muttaqien mengklaim tidak ada aksi perundungan yang dilakukan senior terhadap dokter Aulia.

Zaenal mengklaim bahwa berdasarkan rekaman suara dokter Aulia sebelum meninggal, korban hanya mengeluhkan beban kerja yang diterima dan menyebut dokter Aulia tidak menyebut-nyebut soal perundungan.

Diberitakan, dokter Aulia meninggal dunia karena diduga bunuh diri. Belakangan diduga salah satu faktornya adalah tidak kuat menahan beban mental perundungan senior di lingkungan akademis.

Hal ini pun semakin diperkuat dengan apa yang ditulis dalam buku hariannya.

Kabid Humas Polda Jateng Kombes Artanto menyebut hasil investigasi dari Kemenkes sudah diterima oleh penyidik.

Artanto menjelaskan bahwa dari temuan investigasi itu akan digunakan oleh penyidik Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Jateng untuk mendalami dugaan perundungan yang dialami dokter Aulia.

Di sisi lain, berdasarkan hasil visum, tim penyidik Polrestabes Semarang pun menduga kuat kematian Aulia Risma terkait dengan obat suntikan dengan obat suntikan yang dimasukkan korban ke tubuhnya korban ke tubuhnya sendirinya.

Sedangkan dari hasil olah TKP, didapati sisa cairan obat melemaskan otot di alat suntik beserta buku harian korban yang berisi korban menderita penyakit punggung atau saraf kejepit.*