Turun! Indonesia Kini Penyumbang Sampah Plastik Terbesar ke-5 di Dunia

Sekretaris Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Kusdiantoro usai konferensi pers 'Capaian Kinerja KKP Semester I' di Gedung KKP, Jakarta Pusat, Selasa, 30/7/2024 | Novia Suhari/Forum Keadilan
Sekretaris Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Kusdiantoro usai konferensi pers 'Capaian Kinerja KKP Semester I' di Gedung KKP, Jakarta Pusat, Selasa, 30/7/2024 | Novia Suhari/Forum Keadilan
FORUM KEADILAN – Sekretaris Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Kusdiantoro mengungkapkan Indonesia berhasil menurunkan posisinya sebagai negara penyumbang sampah plastik terbesar pada 2024 ini.

Hal ini diungkapkan oleh Kusdiantoro saat menjelaskan lima program prioritas KKP, salah satunya tentang pengelolaan sampah plastik.

“Awalnya kita hanya punya target 12 Kabupaten/Kota, tapi sampai dengan semester I ini ternyata sudah melampaui target. Hingga Juni sudah ada 30 Kabupaten/Kota, artinya kesadaran masyarakat dan pemerintah Kabupaten/Kota untuk pengelolaan sampah plastik luar biasa tinggi,” katanya dalam konferensi pers ‘Capaian Kinerja KKP Semester I’ di Gedung KKP, Jakarta Pusat, Selasa, 30/7/2024.

Bacaan Lainnya

Menurut data KKP, 30 Kabupaten/Kota tersebut di antaranya ialah Kabupaten Lombok Timur, Lombok Barat, Anambas, Kota Pariaman, Padang, Tanjung Pinang, Kabupaten Deli Serdang, Kota Batam, Kabupaten Pandeglang, Kepulauan Seribu.

Selanjutnya ada Kota Surabaya, Kupang, Singkawang, Palu, Makassar, Kabupaten Lombok, Gianyar, Minahasa, Bone Bolango, dan Polewari Mandar.

Kemudian, Kota Ambon, Ternate, Sorong, Kabupaten Raja Ampat, Maluku Tengah, Biak Numfor, Merauke, Sambas, Kabupaten Konawe, serta Probolinggo.

Kusdiantoro mengungkapkan, sejak 2018, Indonesia ditetapkan sebagai penyumbang sampah plastik terbesar kedua dunia, dan akhirnya bisa berada pada posisi kelima tahun 2024.

Selama ini, Kusdiantoro menuturkan, program pengelolaan sampah plastik dikerjakan oleh pusat. Namun, pada 2024 ini sebanyak 50 persen pengelolaan sampah justru dilakukan oleh daerah dengan dana anggarannya.

“Secara program BCL (Bulan Cinta Laut) ini sudah berhasil mengajak daerah terlibat dalam program tersebut,” ujarnya.

Selain posisinya yang semakin baik, dikatakan penurunan jumlah sampah plastik di Indonesia pun ikut berkurang.

“Sekarang menurut data terakhir Indonesia sudah turun berada di posisi kelima, baik dari sisi jumlahnya juga turun,” ucapnya.

Menurut Kusdiantoro, program tersebut juga didorong pemerintah dengan menyediakan tempat pengelolaan sampah plastik terpadu.

“Jadi pengelolaan sampah plastik terpadu ini, agar sampah nbisa memiliki nilai guna,” tambahnya.

KKP berharap melalui program yang digalakkan tersebut, bisa merubah mindset masyarakat tentang sampah.

“Jadi sampah itu mau dibuang ke mana pun akan berujungnya di laut,” pungkansya.

Melalui pencapaian tersebut, Kusdiantoro mengaku optimis Indonesia bisa keluar dari peringkat 10 besar penyumbang sampah plastik terbesar di dunia.

“Dan ini membuat kita optimis, besok-besok Indonesia bisa keluar dari 10 besar penyumbang sampah plastik terbesar dunia,” tandasnya.*

Laporan Novia Suhari

Pos terkait