Bahlil Bersyukur Muhammadiyah Terima Izin Tambang: Alhamdulilah

FORUM KEADILAN – Menteri Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan rasa syukur karena Muhammadiyah mau menerima pengelolaan izin tambang.
“Alhamdulilah, kemarin saya baca di berita Muhammadiyah setelah melalui kajian panjang akhirnya menerima dan ikut serta dalam menjalankan program pemerintah terkait dengan pemberian konsesi ini,” katanya dalam konferensi pers di Kementerian Investasi/BKPM, Jakarta, Senin, 29/7/2024.
Selain itu, Bahlil juga mengaku sudah berkoordinasi dengan pimpinan pengelola tambang Muhammadiyah Muhadjir Effendy.
“Kemarin saya juga sudah ditelepon sama Muhadjir, sebagai ketua tim yang ditunjuk oleh Muhammadiyah untuk pengelolaan tambang,” ujarnya.
Bahlil menilai, selama ini banyak pihak yang terlalu negatif mengenai tawaran izin tambang tersebut.
“Dan, saya pikir ini barang bagus, kita saja yang berpikir apriori dan negatif duluan,”ucapnya.
Menurut Bahlil, untuk mengelola tambang seseorang atau organisasi, sebelumnya tidak perlu harus memiliki tambang terlebih dahulu.
“Kalau ormas enggak punya pengalaman bagaimana, memang semua pengusaha tambang di Indonesia saat ini tadinya itu sudah mempunyai tambang duluan,” katanya.
Sedangkan soal kerusakan lingkungan, Bahlil mengungkapkan, ormas akan menjadi contoh investor lain dalam mengelola tambang yang baik.
“Banyak yang bilang soal lingkungan nanti rusak, kalau ormas yang mengelola. Yang benar saja lah, sekarang saja tidak ada ormas yang mengelola sebagian lingkungan begitu (rusak),” jelasnya.
Bahlil berpandangan sebenarnya pemberian izin tambang kepada ormas ini sangat terlambat. Setelah melalui banyak tantangan, ia mengatakan, Jokowi menjadi Presiden yang paling berani dalam mengambil langkah tersebut.
“Ini adalah bagian daripada implementasi Pasal 33 UUD 45,” tegasnya.
Lebih dari itu, pemberian izin tambang ini juga diklaim sebagai bentuk ucapan terima kasih kepada para tokoh agama selama ini.
“Negara ini dibangun bukan melalui pemberian tapi perjuangan yang diperjuangkan oleh tokoh agama. Baik Islam, Kristen, Katolik, Budha, dan Hindu,” tandasnya.*
Laporan Novia Suhari