FORUM KEADILAN – Mabes Polri buka suara terkait kebocoran data-data lama milik Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis) di situs Dark Web.
Kadiv Humas Polri Irjen Sandi Nugroho mengatakan bahwa pihak akan melakukan mitigasi khusus terkait aksi peretasan ini. Ia menyebut, mitigasi juga dilakukan dengan bertujuan mencegah kejadian serupa di masa yang akan datang.
“Nanti kita mitigasi, kita cek kembali, yang pasti bahwa Polri akan bekerja sama dengan stakeholder lainnya untuk bisa menuntaskan permasalahan ini,” terangnya, Selasa, 25/6/2024.
Lalu, Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Hinsa Siburian sebelumnya mengakui ada kebocoran data lama milik Inafis Polri.
“Terkait dengan dugaan insiden pada Inafis yang ada di kepolisian, jadi hasil koordinasi kita dengan kepolisian, nanti boleh ditanyakan kepada mereka lebih lanjut,” ucapnya dalam konferensi pers, Senin, 24/6/2024.
“Karena data ini kan ditemukannya dari Dark Web, sama dengan pasar gelap, jadi tentu kita crosscheck, kita konfirmasi dengan kepolisian apa benar ini data kalian? Mereka bilang itu ada data memang data lama,” tambahnya.
Diketahui, awal mula informasi viral ini bermula di media sosial X yang diunggah oleh @MurtadhaOne1
Berdasarkan postingan yang diunggah oleh akun tersebut, tertulis tanggal 6-6-2024 yang berisikan ‘Kementerian Perhubungan Republik Indonesia adalah suatu kementerian dalam pemerintahan Indonesia yang membidangi urusan perhubungan, dipimpin oleh seorang Menteri Perhubungan yang sejak tanggal 27 Juli 2016 dijabat oleh Budi Karya Sumadi‘.
“Data BAIS, INAFIS dan Kemenhub Dijual di Dark Web, Harganya 1.000 – 7.000 Dolar AS. Ternyata keamanan siber bangsa ini memang lemah meski sudah punya lembaga bernama Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN),” tulis akun @MurtadhaOne1 dikutip Selasa, 25/6/2024.
Di samping itu, akun @FalconFeedsio menjelaskan bahwa terjadi pelanggaran data dari badan intelijen Indonesia yang mencakup file sampel lengkap hingga tersedia untuk dijual.
Ia mengatakan bahwa pelanggaran data ini terjadi kedua kalinya setelah tahun 2021 lalu. Tetapi, bedanya, data internal badan intelijen negara disusupi oleh kelompok Tiongkok.
“MoonzHaxor, salah satu anggota terkemuka Breach Forums, telah mengunggah file dari Badan Intelijen Strategis (Badan Intelijen Strategis Militer Indonesia),” tulisnya.
“Kebocoran tersebut mencakup file sampel, dengan kumpulan data lengkap tersedia untuk dijual. Pelanggaran ini menyusul insiden serupa pada tahun 2021 di mana jaringan internal Badan Intelijen Negara disusupi oleh kelompok Tiongkok,” jelasnya.*