FORUM KEADILAN – Presiden terpilih 2024-2029 Prabowo Subianto menggangap tudingan soal memenangi Pilpres 2024 yang diakibatkan oleh politisasi bantuan sosial (bansos) hanya tuduhan kosong.
Hal tersebut disampaikan oleh Prabowo dalam wawancara khusus bersama Al Jazeera yang disiarkan pada Sabtu, 11/5/2024.
Ia juga menganggap pihak-pihak yang menunduhnya memenangi dalam Pilpres akibat politisasi bansos hanya kelompok “egois.”
“Mudah untuk menuduh, tetapi ketika diawasi dengan saksama dan dan tepat, Anda akan menemukan bahwa tuduhan-tuduhan itu sangat-sangat kosong, tuduhan yang sangat egois,” ujar Prabowo.
Menurutnya, program bansos telah bertahun-tahun dijalankan dan disetujui semua fraksi Partai politik (parpol)di parlemen.
Prabowo mengambil contoh bisa meraih perolehan suara tinggi di tempat pemungutan suara luar negeri (TPSLN), sedangkan warga Indonesia yang bermukim di negara lain tak menerima bansos.
Prabowo juga kalah dalam perolehan suara di Provinsi Aceh dan Sumatra Barat (Sumbar), padahal di kedua provinsi tersebut juga dilakukan pembagian bansos.
“Semua bantuan sosial ini diberikan ke seluruh provinsi dan saya kalah dalam dua di antaranya,” kata Prabowo.
Menurutnya, kemenangannya pada Pilpres 2024 disebabkan oleh berbagai faktor dan mengatakan faktor tersebut dari pengalamannya yang pernah dua kali menjadi capres, yakni pada Pilpres 2014 dan 2019.
Diketahui, Prabowo Subianto tercatat memenangi Pilpres 2024 dengan perolehan suara melebihi 58 persen dan ia menang dari dua pesaingnya, yaitu Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo.
Perolehan suara Prabowo tercatat unggul di 36 dari 38 Provinsi.
Namun, kemenangan Prabowo juga sempat disengketakan di Mahkamah Konstitusi (MK) dan salah satu yang dipersoalkan dalam gugatan tersebut adalah dugaan politisasi bansos.
Tetapi, Majelis hakim MK menyatakan tidak memiliki cukup bukti dan meyakini bansos dari pemerintah mempengaruhi pilihan pemilih pada Pilpres 2024.*