Kamis, 03 Juli 2025
Menu

Respons Jokowi saat Ditanya Isu Ingin Rebut Kursi Pimpinan 2 Parpol

Redaksi
Presiden Jokowi saat memberikan keterangan pers di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Rabu, 3/4/2024 | YouTube Sekretariat Presiden
Presiden Jokowi saat memberikan keterangan pers di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Rabu, 3/4/2024 | YouTube Sekretariat Presiden
Bagikan:

FORUM KEADILAN – Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan tanggapan saat dirinya ditanya oleh wartawan mengenai isu yang menyebut dirinya pernah berusaha merebut kursi Ketua Umum (Ketum) PDI Perjuangan (PDIP) dari Megawati Soekarnoputri.

Jokowi juga pernah menyinggung isu ingin mengambil alih posisi Ketua Umum (Ketum) Partai Golkar saat menjawab pertanyaan wartawan.

Peristiwa tersebut terjadi saat Presiden melakukan sesi tanya jawab dengan wartawan setelah melepas pengiriman bantuan untuk warga Palestina dan Sudan dari Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Rabu, 3/4/2024.

Pada awalnya, wartawan memberikan pertanyaan mengenai pernyataan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto yang menyebut Jokowi sempat mengutus seorang Menteri untuk merebut kursi Ketum.

“Pak Mas Hasto bilang Bapak pernah mengirim menteri untuk merebut kursi Ketum PDI-P, beberapa bulan lalu Pak ,” kata wartawan.

Jokowi lalu membalas dengan bertanya balik kepada wartawan.

“Bukan (mau merebut kursi Ketum) Golkar?” tanya Jokowi.

Kemudian, ia kembali menegaskan bahwa berdasarkan informasi terbaru yang disampaikan oleh Hasto, Jokowi ingin merebut kursi Ketum PDIP.

Ketika mendengar tersebut, Jokowi bersama dengan dua orang Menterinya yakni Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi dan Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy tertawa.

“Katanya mau ngerebut Golkar, katanya mau ngerebut, masa semua (kursi ketua umum parpol) mau direbut semuanya? Jangan, jangan seperti itu,” tutur Jokowi.

Saat wartawan kembali menegaskan mengenai kabar tersebut, Jokowi hanya kembali mengatakan agar jangan sampai ada anggapan seperti itu.

“Jangan seperti itu,” tegasnya.*