Jumat, 18 Juli 2025
Menu

Meneropong Bakal Calon Pilkada Jakarta Usai Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Redaksi
Jakarta. I Ist
Jakarta. I Ist
Bagikan:

FORUM KEADILAN – Nama bakal calon Pilkada Jakarta sudah mulai bermunculan. Meskipun tak lagi jadi Ibu Kota, karena punya dampak elektoral, Jakarta tetap dipandang sebagai kota primadona oleh para politisi.

Sebagai Ibu Kota, Jakarta selalu menjadi barometer perpolitikan Indonesia. Presiden Joko Widodo (Jokowi) misalnya, ia maju ke Pilpres 2014 usai berhasil menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Begitupun Anies Baswedan, ia juga maju ke Pilpres 2024 usai memenangkan Pilkada DKI 2017.

Di bulan November 2024, Pilkada Jakarta akan kembali digelar. Di satu sisi, Jakarta akan kehilangan statusnya sebagai Ibu Kota dan berubah menjadi Daerah Khusus Jakarta (DKJ) yang digadang-gadang bakal menjadi kota bisnis dan perekonomian global nantinya.

Pengamat Politik dari Universitas Indonesia (UI) Cecep Hidayat mengatakan, meskipun Jakarta berubah statusnya, Jakarta akan tetap menjadi magnet politik nasional. Bak gula dan semut, politisi akan terus mengerubungi dan memperebutkan Jakarta.

“Tentu masih ingin memperebutkan, karena otoritasnya besar, dan kemudian ‘kue’ ekonomi yang dikawal itu besar di sini. Jadi, tetap menjadi incaranlah bagi para politisi. Untuk misalnya, tabungan lima tahun ke depan bagi yang ingin maju lagi menjadi capres,” ujar Cecep kepada Forum Keadilan, Sabtu 9/3/2024.

Saat ditanya soal seperti apa kriteria pemimpin yang dibutuhkan Jakarta ke depan, Cecep melemparkannya ke partai politik. Sebab menurutnya, partai politik tentu menginginkan sosok yang punya efek elektoral terhadap partai.

 

Bakal Calon Gubernur Jakarta

Sebagai magnet politik nasional, Jakarta sudah punya beberapa nama yang diprediksi akan bertarung di Pilkada Jakarta nanti.

Golkar misalnya, Partai Pohon Beringin ini telah mengeluarkan dua nama bakal calon yang akan diusung ke Pilkada Jakarta. Mereka adalah mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan mantan Bupati Tangerang Ahmed Zaki.

Meskipun begitu, Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Golkar Dave Laksono menjelaskan, bahwa pihaknya belum bisa memutuskan siapa yang akan menjadi calon gubernur (cagub) Jakarta. Saat ini, Golkar masih mengevaluasi dua nama tersebut.

Dave menuturkan, saat ini Ridwan Kamil memiliki banyak opsi. Bahkan kata dia, bisa jadi Ridwan Kamil masuk ke dalam jajaran Kabinet Presiden 2024.

“Kita lihatlah saja nanti perkembangannya akan seperti apa, karena Ridwan Kamil memiliki beberapa opsi, diantaranya kembali ke Jawa Barat, ikut Jakarta, atau juga bisa jadi ditarik ke kabinet nantinya,” ujarnya kepada Forum Keadilan, Selasa 12/3.

Begitu juga dengan peta koalisi Pilkada Jakarta. Dave menjelaskan, sampai saat ini peta koalisi masih dipertimbangkan. Akan tetap dalam Koalisi Indonesia Maju seperti Pilpres 2024 atau tidak, kata Dave, semua itu masih diperhitungkan.

“Belum, sabar dulu aja ya, kan pemilu nya juga belum selesai, masih perhitungan. Jadi setelah itu, baru nanti bisa kita timbang-timbang lagi,” ujarnya.

Masih dari Koalisi Indonesia Maju, Ketua PSI Kaesang Pangarep juga digadang-gadang bakal maju di Pilkada Jakarta nantinya. Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie sempat mengungkapkan, salah satu kriteria pemimpin Jakarta yang ideal menurutnya adalah berusia muda.

Tetapi soal maju atau tidaknya putra bungsu Presiden Jokowi di Pilkada Jakarta nanti, kata Grace belum ada pembicaraan serius di internal PSI.

Sedangkan dari Gerindra, ada nama mantan Wakil Gubernur DKI Ahmad Riza Patria. Riza digadang-gadang sebagai calon kuat dari Gerindra. Tetapi Riza sendiri mengatakan, ia menyerahkan pengusungan Pilkada di Jakarta kepada partai. Siapapun yang diusung, Riza mengatakan akan mendukungnya.

 

Belum Ada Nama dari Koalisi Perubahan

Di Koalisi Perubahan justru sebaliknya. Partai-partai yang mengusung Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) di Pilpres 2024 yaitu PKS, NasDem, dan PKB berniat melanjutkan Koalisi Perubahan di Pilkada Jakarta 2024. Tetapi sejauh ini, belum ada nama-nama cagub yang mencuat dari koalisi mereka.

Seperti PKS misalnya, partai ini memperoleh suara paling banyak dalam pemilihan anggota legislatif (Pileg) DPRD DKI 2024 dengan jumlah sebanyak 1.012.028 suara atau 16,68 persen. Mereka mengungguli PDIP yang punya suara sebanyak 850.174 suara atau 14,01 persen, dan Gerindra dengan jumlah suara sebanyak 728.297 atau 12 persen.

Ketua DPW PKS DKI Jakarta Khoirudin juga mengatakan, bahwa PKS unggul di Pileg DPR wilayah DKI Jakarta. Informasi ini, kata dia, diperoleh dari Berita Acara dan Sertifikat Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara Partai Politik dan Calon Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Dari Kabupaten/Kota dalam Wilayah Provinsi dengan form Model D Hasil Prov-DPR.

Sedangkan di Pilpres 2024, pasangan AMIN yang mereka usung hanya kalah tipis dari pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka yang diusung oleh Koalisi Indonesia Maju. Prabowo-Gibran mendapat 2.692.011 suara, sedangkan AMIN meraih 2.653.762 suara.

Berdasarkan hasil tersebut, PKS tentunya punya suara kuat di Jakarta. Namun sampai saat ini, PKS belum menentukan siapa nama yang akan diusung sebagai bakal calon gubernur Jakarta dalam Pilkada 2024 nantinya.

“Masih dijaring dan disaring,” kata Ketua Fraksi PKS DPR RI Jazuli Juwaini kepada Forum Keadilan, Senin 12/3.

Begitu juga dengan NasDem. Sebelumnya, nama Ahmad Sahroni sempat muncul di bursa Pilkada Jakarta. NasDem Jakarta yang mengusulkannya. Tetapi, saat ditanya soal wacana pengusungannya, Sahroni justru berseloroh Anies Baswedan yang mungkin ikut berebut kursi Jakarta 1.

“Enggak tahu, Anies kali maju lagi,” ujar Sahroni di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Selasa 5/3.

PKB juga sama. Sejauh ini, mereka belum mengusulkan siapa yang mereka dukung untuk jadi cagub Jakarta. Tetapi, mereka telah menyatakan kesiapannya untuk tetap mengusung agenda perubahan pada Pilkada Serentak 2024.

Siapa yang akan diusung oleh PDIP di Pilkada Jakarta nanti juga masih menjadi misteri. Meskipun nama Menteri Sosial Tri Rismaharini sempat muncul di bursa, tetapi Risma mengatakan bahwa dirinya belum terpikir untuk bersiap maju menjadi gubernur Jakarta. Meski begitu, Risma mengaku siap-siap saja jika diinstruksikan oleh partai.

 

Tunggu KPU Selesai

Cecep Hidayat menjelaskan, meskipun sudah banyak nama yang diisukan akan maju di Pilkada Jakarta, tetapi sebenarnya para politisi masih dalam kondisi wait and see saat ini. Jadi, belum ada tokoh yang bisa dipastikan maju sebagai calon gubernur Jakarta.

“Golkar ada muncul Ridwan Kamil. Kemarin dibilang mau maju buat DKI, tetapi kemudian saya baca, diminta maju lagi di Jawa Barat misalnya. Pada saat yang lain, istrinya juga kalau enggak salah di-endorse oleh Golkar untuk maju jadi Wali Kota Bandung. Nah, itu membingungkan,” tuturnya.

Tetapi menurut Cecep, peta koalisi Pilkada Jakarta nantinya tidak akan jauh berbeda dengan Pemilu 2024. Sebab, Jakarta sangat dekat dengan pusat kekuasaan, dan luka di Pileg dan Pilpres kemarin masih menganga.

“Sebenarnya sih kalau pengalaman-pengalaman sebelumnya, koalisi di tingkat pusat itu bisa berbeda dengan koalisi di tingkat lokal. Bagi provinsi ataupun kebupaten/kota, bisa berbeda kadang-kadang. Tetapi pengalaman sekarang ini, luka masih terjadi di Pileg dan Pilpres 2024. Jadi, amat sukar berpindah,” terangnya.

Apalagi antara Gerinda dan PDIP. Menurut Cecep, keduanya akan sulit untuk berkoalisi di Pilkada 2024.

Akan tetapi, lanjut Cecep, bisa saja koalisi yang terjalin di Pemilu 2024 pecah kongsi. Hal itu bergantung dengan sikap yang diambil setiap partai setelah penghitungan suara di Komisi Pemilihan Umum (KPU) selesai dilakukan.

Hal serupa juga diungkapkan oleh Pengamat Politik Universitas Al Azhar Ujang Komarudin. Menurutnya, siapa daftar calon pemimpin Jakarta memang masih sangat dinamis untuk saat ini.

“Bicara terkait peta koalisi 2024, masih sangat dinamis. Nama-nama calon juga masih belum menentu. Ada yang muncul dan ada yang belum muncul,” ucap Ujang kepada Forum Keadilan, Senin 11/3.

Ujang menjelaskan, untuk peta koalisi, formatnya bisa dua kemungkinan. Bisa jadi koalisi di Pilpres berlanjut dengan kesepakatan, atau bisa saja terpecah dan bergabung dengan koalisi lainnya.

Sedangkan soal siapa bakal calon paling berpotensi untuk maju ke Pilkada DKI, menurut Ujang, nama calon yang tidak memiliki partai juga berpotensi. Menurut Ujang, akan bagus kalau Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, mantan Wakil Kepala BSSN Komjen (Purn) Dharma Pongrekun, dan Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono benar-benar maju nantinya.

“Bagus saja kalau mereka maju, warga Jakarta memiliki banyak pilihan, banyak stok pemimpin untuk bisa menjadi gubernur nanti. kalau tiga nama di luar itu maju, bagus. Tinggal nanti partainya darimana dan berkoalisi dengan siapa dan pasangannya siapa,” pungkasnya.* (Tim FORUM KEADILAN)