FORUM KEADILAN – Politisi senior Rio Patrice Capella menyebut Pemilu 2024 merupakan pemilu paling brutal sepanjang sejarah demokrasi di Indonesia.
Ia menjelaskan, pada pemilu sebelumnya masyarakat sudah bisa menebak siapa dan partai politik (parpol) apa yang akan lolos. Namun, di Pemilu sekarang sungguh jauh berbeda.
“Agak mengagetkan bahwa Pemilu 2024 adalah pemilu yang paling brutal. Dulu, hasilnya bisa kita tebak. Indikator ketahuannya itu misal partai atau calegnya bagus. Nah, di 2024 ini enggak, yang kita duga lolos ternyata enggak. Kita sekarang bisa mengukur lewat uang,” katanya di Podcast Hanya Disini (PHD 4K) Forum Keadilan, Jumat 8/3/2024.
Rio melanjutkan, untuk mengukur seseorang bisa lolos Pemilu 2024 dapat dilihat dari banyaknya uang yang digelontorkan. Bahkan, kata Rio, para peserta pemilu tak ragu dan takut untuk memberikan uang atau ‘serangan fajar’.
“Ukurannya beda sekarang. Orang tidak lagi sembunyi-sembunyi, serangan fajar tapi last minute dibagikan,” sambungnya.
Ia juga mengungkap terkait adanya praktik jual beli suara di pemilu. Katanya, satu suara untuk DPR tingkat II dihargai Rp200 ribu per suara. Sehingga untuk mematok jumlah suara tertentu, peserta pemilu harus menyediakan sejumlah uang dengan nominal fantastik.
“Kalau mencari suara 10 ribu dia harus menyiapkan uang Rp150 miliar untuk dibagikan saja. Di dalam politik itu orang hanya berbicara mengenai menang atau kalah. Walaupun melanggar enggak ada urusan yang penting menang. Kalau yang jadi ini koceknya pasti gede,” ungkapnya.
Ia juga prihatin soal banyaknya anak muda yang seperti tak mau tahu persoalan politik. Padahal, menurutnya, kebijakan politik bisa mempengaruhi kehidupan masyarakat.
“Mereka sering bilang bahwa siapapun yang terpilih kita tetap begini saja. Mereka enggak tahu bahwa kebijakan politik mempengaruhi hidupnya. Yang paling berbahaya bukan buta aksara tapi buta politik. Ketika buta politik, bisa mempengaruhi setiap lini kehidupannya bahwa kehidupannya diatur dari proses politik,” tutupnya.*
Laporan Merinda Faradianti