FORUM KEADILAN – Analis komunikasi politik, Hendri Satrio (Hensat) mendorong pihak-pihak yang meyakini akan adanya kecurangan selama tahapan Pemilu 2024 agar menolak hasilnya. Pernyataan ini disampaikannya saat menjadi bintang tamu dalam acara Pemilu Harus Damai (PHD) 4K Forum Keadilan.
“Tolak pemilu karena dugaan adanya kecurangan, bukan tolak pemilu karena kalah versi hitung cepat (quick count),” kata Hensat.
Poempida Hidayatulloh selaku host dalam acara itu menimpalinya dan menyampaikaj bahwa PDIP sebagai partai pengusung Ganjar Pranowo-Mahfud MD, menyatakan menolak Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap), tapi tidak menolak hasil pemilu.
Menurut Hensat, PDIP memang tidak menolak hasil pemilu sekalipun kalah dalam pemilihan presiden (pilpres), karena partai berlogo kepala banteng itu menang dalam pemilihan legislatif (pileg).
“Karena kalau Anda tolak pemilu, Anda mesti tolak semua,” ujarnya.
Hensat mengatakan, jika partai-partai, khususnya partai besar menolak hasil pemilu, maka yang diuntungkan adalah PSI. Partai yang digawangi anaknya Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kaesang Pangarep itu punya kesempatan kedua untuk bisa lolos ke Senayan, karena pemilu harus diulang.
“PSI senang, karena begitu Anda bilang tolak pemilu, itu pileg diulang, enggak bisa pilpres doang. Karena penyelenggaranya sama di hari yang sama, orang-orang yang mencoblos sama,” terangnya.
Terlepas dari itu, Hensat merasa heran atas tidak lolosnya PSI ke dalam parliamentary threshold atau ambang batas parlemen sebanyak 4 persen untuk bisa melanggang ke Senayan.
PSI dalam hasil hitung cepat dari berbagai lembaga survei, termasuk juga real count Komisi Pemilihan Umum (KPU) hanya mendapat kisaran 2 persen. Artinya, butuh 2 persen lagi untuk bisa lolos ke Senayan.
“Semangat juga PSI itu, dia percaya diri dengan Kaesang tapi tetap enggak lolos juga,” tuturnya.
Kemudian, Hensat juga menilai, PSI yang mengklaim sebagai partai anak muda, namun tidak memiliki organisasi sayap khusus anak muda.
“Partai politik itu punya organisasi sayap, PSI enggak punya. Dia mengandalkan anak muda padahal setiap partai politik punya organisasi sayap buat anak muda,” pungkasnya.
Laporan M. Hafid