FORUM KEADILAN – Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) periode 2015-2019 Saut Situmorang menilai, yang bisa menyelesaikan kasus korupsi di Indonesia dan persoalan di KPK hanya calon presiden (capres) dari Koalisi Perubahan, Anies Baswedan, dibanding dengan capres dari kubu lainnya.
Hal ini disampaikan Saut sebagai respons atas penetapan tersangka kepada Ketua KPK Firli Bahuri, yang kini telah diberhentikan sementara, oleh penyidik Polda Metro Jaya yang tersandung perkara korupsi, serta karena melihat situasi penegakan kasus korupsi di Indonesia yang kian jemblok.
“Kami hanya nunggu Anies jadi presiden, yang lain (capres lain) nggak bisa menyelesaikan ini (kasus korupsi dan problem KPK). (Pemerintahan) yang sekarang ini sudah nggak bisa, ada conflik of interest saja. Jadi presiden baru saja,” kata Saut kepada Forum Keadilan, Sabtu, 25/11/2023.
Mengapa hanya Anies? Menurut Saut, untuk menjadi pemimpin di negeri ini, tidak boleh sembarangan, terutama dalam upaya memberantas korupsi yang semakin mengakar di Indonesia.
Sosok Anies dianggap mampu untuk menahan laju korupsi di Indonesia, sebagaimana terlihat dari rekam jejaknya selama menjadi rektor di Universitas Paramadina yang menciptakan mata kuliah antikorupsi. Selain itu, jiwa antikorupsi Anies juga menjadi pertimbangan utama.
“Iya dia (Anies) antikorupsi memang dari jiwanya, bukan sekedar ngomong-ngomong doang, yang lain itu ngomong doang, tidak ada gagasan dan narasi,” ujarnya.
Sementara, lanjut Saut, presiden saat ini, Joko Widodo (Jokowi) juga dinilai tidak mampu untuk memberantas korupsi. Ditambah lagi, pada masa kepemimpinan mantan Gubernur DKI ini Undang-Undang KPK direvisi dan dianggap merusak semua tatanan KPK.
Menurut Saut, bobroknya KPK tercermin dari ranking penegakan korupsi di Indonesia. Dia menyebutkan bahwa saat ini angka rapor penegakan korupsi terhenti di 34 dari 100. Angka itu menunjukkan posisi Indonesia berada di bawah Timor Leste.
“Sekarang ini secara dunia kan kita dikasih nilai dari 1 sampai 100, rapotnya angka 34, angka 34 itu kan di bawah Timor Leste,” tuturnya.
Oleh karena itu, Saut menantikan pergantian presiden pada tahun 2024 ini, dan berharap Anies Baswedan berhasil memenangkan pemilihan agar korupsi di Indonesia serta memperbaiki marwah KPK.
“Jadi kalau kamu tanya bagaimana ke depan, wislah nunggu presiden baru saja karena memang ada tiga calon, dari tiga ini tak banding bandingke yang bisa iya cuma Anies yang lain itu cuma ngomong doang itu nanti, capek kita,” pungkasnya.*
Laporan M. Hafid