FORUM KEADILAN – Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin mengatakan, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto memenuhi kulaifikasi untuk menjadi Panglima TNI, menggantikan Laksamana Yudo Margono. Ia membantah kabar yang menyebut, Jenderal Agus diusulkan karena ada kedekatan dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
“Jangan terlalu banyak sinis. Mulut-mulut sampah itu. Mas Agus dipilih karena punya pertimbangan kualifikasi kepangkatan, kemampuan leadership, dan profesionalisme-nya,” kata Ngabalin kepada Forum Keadilan, Jumat, 3/11/2023.
Ia menegaskan, Jenderal Agus dipilih oleh Jokowi karena dinilai memiliki kualifikasi yang mumpuni untuk menjadi seorang Panglima TNI, bukan karena ada embel-embel lainnya.
Selain itu, kata Ngabalin, Jenderal Agus memiliki strategi pertahanan yang bagus, jam terbang territorial, serta kemampuan administrasi yang baik.
“Dia harus memenuhi semua aspek yang dibutuhkan oleh sosok Panglima TNI. Jejak karir Jenderal Agus sebagai Wakil Kepala Staf TNI AD, kemudian menjadi kepala satuan (Kasat), tentu Presiden menilai jam terbang teritorialnya dan kemampuan administrasi. Ada juga kemampuan akademis yang memenuhi syarat untuk menjadi Panglima TNI,” ungkapnya.
Ngabalin menjelaskan, meski Presiden mengajukan satu nama yang menjadi calon tunggal, DPR bisa saja menolak nama tersebut jika tidak sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan. Sehingga, isu miring yang mengatakan jika ingin menduduki posisi Kapolri dan Panglima TNI harus memiliki kedekatan dengan Presiden, tidaklah benar.
“Kalau DPR merasa bahwa ada aspek yang mungkin tidak cocok atau bisa membuat posisinya tidak bagus dalam menjalankan tugas, itu (DPR) bisa menolak atau mengembalikan kepada Presiden,” ujarnya.
Sebelumnya, Presiden Jokowi telah mengajukan Jenderal Agus Subiyanto kepada DPR RI untuk menjadi Panglima TNI menggantikan Laksamana Yudo Margono. Jenderal Agus sendiri, baru saja dilantik menjadi Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD) pada 25 Oktober 2023.
Sekjen PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto sempat menyebut, penunjukkan Jenderal Agus dianggap kurang demokratis, mengingat ia bukan orang jauh Jokowi.
Jenderal Agus juga disebut-sebut sebagai orang yang berada di lingkaran Jokowi atau masuk ke dalam ‘Geng Solo’. Kabar tersebut muncul karena dirinya sempat menjabat sebagai Komandan Distrik Militer (Dandim) Surakarta, ketika Jokowi menjabat Wali Kota Solo.*
Laporan Merinda Faradianti