Rentetan Peristiwa Lahirnya Sumpah Pemuda, Berawal dari Kongres

Museum Sumpah Pemuda
Museum Sumpah Pemuda | Ist

FORUM KEADILAN – Tiap tanggal 28 Oktober, Indonesia memperingati Hari Sumpah Pemuda.

Kini, sudah 95 tahun Sumpah Pemuda sudah dicetuskan, yakni saat 1928. Saat itu, Indonesia masih berada dalam penjajahan Belanda.

Awalnya, para pemuda dari kelompok pelajar di Indonesia membuat sepakat untuk mendirikan organisasi bernama Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI) pada 1926.

Para pemuda-pemudi terpelajar dari seluruh penjuru Indonesia berkumpul dan mempunyai visi dan misi yang sama, yaitu bertekad untuk mengusir kawanan penjajah yang mengekang Indonesia dengan kekuatan serta persatuan semangat pemuda bangsa.

Para pemuda ini berkumpul di Jakarta dalam Kongres Pemuda II, dari sini lah tercetuslah peristiwa Sumpah Pemuda.

Tak langsung dicetuskan, ada rentetan peristiwa yang terjadi sebelum para pemuda terbaik bangsa ini mencetuskan Sumpah Pemuda.

KONGRES PEMUDA I

Kongres Pemuda I pertama kali digelar pada 30 April-2 Mei 1926, pertemuan pertama ini merupakan pertemuan dengan skala nasional.

Dihadiri oleh wakil-wakil pemuda-pemudi Indonesia, seperti Jong Java, Jong Soematra (Pemoeda Soematra), Pemoeda Indonesia, Sekar Roekoen, Jong Islamieten, Jong Bataksbond, Jong Celebes, Pemoeda Kaoem Betawi hingga Perhimpoenan Peladjar-peladjar Indonesia.

Kongres Pemuda I berlokasikan di Kawasan Lapangan Banteng, Jakarta, pertemuan pertama ini membahas

Tujuan Kongres Pemuda I berisikan :

  1. Membentuk badan sentral organisasi pemuda Indonesia
  2. Memajukan paham persatuan kebangsaan
  3. Mempererat hubungan di antara semua perkumpulan pemuda kebangsaan

Didalam kongres pemuda I ini pula, Mohammad Yamin  menyampaikan pemikirannya mengenai bahasa persatuan didalam pidato nya pada 2 Mei 1926, hingga melahirkan gagasan bahasa melayu sebagai bahasa pemersatu.

KONGRES PEMUDA II

Kongres pemuda II diselenggarakan pada tanggal 27-28 Oktober 1928, dalam Kongres Pemuda II rapat dilakukan selama 3 hari di 3 lokasi yang berbeda, yaitu Gedung Katholieke Jonglingen Bond, Oost Java Bioscoop dan Indonesische Clubgebouw atau Rumah Indekos, Kramat no 106. Dalam 3 hari, ada 3 rapat yang dilakukan.

Rapat I: Gedung Katholieke Jongenlingen Bond

Pembukaan pertama disambut oleh Ketua Kongres Pemuda Sugondo Djojopuspito dari PPPI.

Harapan dari Sugondo dalam kongres rapat I adalah dapat memperkuat semangat persatuan dalam sanubari para pemuda.

Mohammad Yamin juga turut menyampaikan tentang arti dari sebuah hubungan persatuan dengan pemuda yang bisa memperkuat persatuan Indonesia didasari oleh Lima faktor; sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan dan kemauan.

Rapat II: Gedung Oost Java Bioscoop

Pada rapat kongres ke-II ini, hadirlah dua pembicara Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro.

Dilaksanakan pada, Minggu 28 Oktober 1928 pagi, membahas mengenai anak harus mendapatkan pendidikan kebangsaan, keseimbangan pendidikan di Sekolah dan di Rumah, dan juga anak harus didik secara demokratis

Rapat III: Gedung Indonesische Clubgebouw

Rapat ke-III dilakukan pada, Minggu 28 Oktober 1928 sore hari, terdapat 3 tokoh dalam rapat seperti Soenario menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan.

Ramelan mengemukakan tentang gerakan kepanduan yang tidak akan bisa dipisahkan dari pergerakan nasional dan mendidik anak-anak displin dan mandiri yang sangat penting dalam perjuangan dan Theo Pengamanan menyampaikan bahwa pandu sejadi ialah pandu berdasarkan semangat kebangsaan dan rasa cinta tanah air.

Setelah pembahasan-pembahasan dalam kongres telah selesai, rapat tersebut dilanjutkan dengan diperdengarkan lagu “Indonesia Raya” oleh Wage Rudolf Supratman dengan biolanya dan ditutup dengan keputusan yang dirumuskan oleh Mohammad Yamin dan dibacakan oleh Sugondo Djojopuspito.

Berikut isi dari teks Sumpah Pemuda:

KAMI PUTERA DAN PUTRI INDONESIA,

MENGAKU BERTUMPAH DARAH YANG SATU,

TANAH INDONESIA

 

KAMI PUTRA DAN PUTRI INDONESIA,

MENGAKU BERBANGSA YANG SATU,

BANGSA INDONESIA

 

KAMI PUTRA DAN PUTRI INDONESIA,

MENJUNJUNG BAHASA PERSATUAN,

BAHASA INDONESIA.

 

Dengan adanya Sumpah Pemuda, memberi makna dapat memberi semangat persatuan dan kesatuan. Serta tekad pemuda-pemudi Indonesia untuk bersatu dalam melawan penjajahan.

 

Laporan Michelle Angella

 

Pos terkait