FORUM KEADILAN – Museum Sumpah Pemuda menjadi saksi bisu perjuangan pemuda Indonesia dalam meraih kemerdekaan Indonesia. Beralamat di Jalan Kramat Raya No 106, Jakarta Pusat ini merupakan bangunan asli milik Sie Kong Lian.
Bangunan itu didirikan pada tahun 1925 dan digunakan untuk tempat tinggal bagi para pelajar yang tergabung dalam Jong Java. Jong Java merupakan sebuah organisasi kepemudaan yang didirkan pada tahun 1915.
Museum Sumpah Pemuda itu disewa Jong Java dan digunakan sebagai tempat latihan kesenian Langen Siswo serta menjadi tempat diskusi politik.
Di sana tokoh-tokoh besar pernag tinggal di bangunan tersebut. Seperti Muhammad Yamin, Abu Hanifah, Amir Sjarifuddin, A.K Gani, Setiawan, Mangaraja Pintor, dan Assaat.
Bagi Anda yang ingin berkunjung, Museum Sumpah Pemuda buka setiap hari Selasa sampai Minggu dari pukul 08.00 hingga 16.00 WIB. Untuk biaya tiket masuknya, untuk dewasa Rp2 ribu dan anak-anak Rp 1 ribu saja dan wisatawan asing Rp 10 ribu.
Di bangunan itu, terdapat delapan ruangan dengan memamerkan barang-barang asli milik pemuda Indonesia. Mulai dari biola WR Supratman hingga vespa milik Hata Saleh.
Pada ruang pengenalan, di sana terdapat diorama aktivitas pemuda yang sedang belajar diskusi yang saat itu masih menjadi pemondokan mahasiswa STOVIA dan RHS. Kemudian, ada ruang organisasi, yang mendeskripsikan terbentuknya organisasi pemuda masa masa pergerakan nasional.
Lalu, ruang pemuda bergerak yang mendeskripsikan sejarah organisasi pemuda yang menyuarakan nasionalisme Indonesia. Ruang kongres pemuda kedua, mendeskripsikan peristiwa kongres pada 27-28 Oktober 1928. Di ruang rumah kos Kramat 106 mendeskripsikan sejarah berdirinya rumah indekos Kramat 106 hingga menjadi museum.
Ruang Indonesia Raya mendeskripsikan sejarah lagu kebangsaan Indonesia Raya. Di ruang setelah Sumpah Pemuda, mendeskripsikan pergerakan pemuda setelah peristiwa Sumpah Pemuda. Terakhir, ruang harapan merepresentasikan harapan dan merefleksikan diri untuk memaknai Sumpah Pemuda.
Museum Sumpah Pemuda berdiri di lokasi yang strategis dan mudah untuk ditemukan. Di sana juga terdapat patung beberapa tokoh besar lainnya.*
Laporan Merinda Faradianti