FORUM KEADILAN – Lembaga riset dan survei internasional Ipsos Public Affairs merilis hasil survei tentang perkembangan dan dinamika elektoral jelang pendaftaran bakal calon presiden (capres) dan bakal calon wakil presiden (cawapres).
Analis Politik dan Peneliti Senior Ipsos Public Affairs Arif Nurul Imam menyebut bahwa bakal capres Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo bersaing ketat, sedangkan Anies Baswedan tepaut jauh di antara mereka.
Berdasarkan hasil survei Ipsos, Prabowo memperoleh elektabilitas sebesar 30,13 persen, Ganjar sebesar 29,77 persen, sedangkan Anies sebesar 20 persen. Dalam riset tersebut, sebesar 20 persen masyarakat masih belum menentukan pilihannya.
“Bahwa persaingan hari ini adalah persaingan Prabowo vs Ganjar, secara elektabilitas mereka bersaing ketat,” ucap Arif dalam presentasi hasil survei Ipsos bertajuk ‘Dinamika Politik Menjelang Pendaftaran Bakal Calon Presiden dan Wakil Presiden’ di Hotel JW Mariot, Jakarta Selatan, Senin, 16/10/2023.
Selain tokoh capres yang harus mampu menggerek elektabilitas, kata Arif, bakal cawapres juga menjadi salah satu kunci dalam mendapat kemenangan pada Pilpres 2024.
“Jangan sampai hanya melihat ketokohan secara permukaan, melainkan harus dipotret secara detail, sehingga tidak salah dalam memilih bacawapres,” tuturnya.
Seperti diketahui, dari tiga bakal capres yang sudah dideklariskan, baru satu calon yang sudah menentukan cawapres, yaitu Muhaimin Iskandar atau Cak Imin yang akan mendampingi Anies Baswedan.
Sedangkan Ganjar dan Prabowo belum menentukan pilihan calon wakil presiden.
Berdasarkan data yang diperoleh Ipsos, Ridwan Kamil menempati posisi teratas dalam menaikkan elektbilitas Ganjar, yaitu sebesar 19 persen, disusul dengan Mahfud MD 15 persen dan Sandiaga Salahudin Uno sebesar 12 persen.
Sedangkan untuk bakal cawapres Prabowo, Erick Thohir menempati posisi pertama yang paling mendongkrak elektabilitas sebesar 24,86 persen, Ridwan Kamil 12,74 persen, Mahfud MD 12,43 persen, Sandiaga Salahudin Uno 12,33 persen, dan Gibran Rakabuming Raka sebesar 5,88 persen.*
Laporan Syahrul Baihaqi