FORUM KEADILAN – Kabar soal pengusung Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka menjadi calon wakil presiden (cawapres) Prabowo Subianto di Pilpres 2024 semakin santer terdengar. Benar atau tidaknya pengusungan Gibran, bergantung pada putusan Mahkamah Konstitusi (MK) dan kemauan Gibran.
Sebelumnya, anak sulung Presiden Joko Widodo itu mengaku, dirinya sempat beberapa kali ditawari untuk menjadi cawapres Prabowo. Hal tersebut Gibran ungkapkan sewaktu diwawancarai awak media, di Balai Kota Surakarta, Jawa Tengah, Selasa, 10/10/2023.
Belakangan, dukungan Prabowo-Gibran juga dideklarasikan oleh Dewan Pimpinan Cabang Gerindra di sejumlah daerah.
Pengamat Politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Adi Prayitno menyebut, ada dua faktor penentu apakah Gibran akan dipasangkan dengan Prabowo atau tidak. Pertama hasil putusan MK soal batas usia cawapres yang akan diputuskan pada Senin, 16/10 nanti, dan kedua kemauan dari Gibran sendiri.
“Kalau Gibrannya mau, ya selesai. Bisa berduet mereka. Apabila Gibran mendapat kesempatan mendampingi Prabowo, dengan catatan MK mengabulkan gugatan batas usia cawapres, ini adalah perang terbuka. Gibran dan keluarga besarnya melawan PDIP,” tutur Adi kepada Forum Keadilan, Kamis, 12/10.
Adi melihat, nama Gibran lebih ditekankan dibanding elit-elit dari partai di koalisi pendukung Prabowo. Menurutnya, Airlangga Hartarto, Erick Thohir, Agus Harimurti Yudhoyono, Anis Matta dan Yusril Ihza Mahendra kalah pamor dengan Gibran.
“Jadi elit-elit partai pendukung Prabowo yang mereka punya pengalaman mentereng, itu lewat semua dengan nama besar Gibran,” ungkap Adi.
Sementara PDIP, kata Adi, masih santai-santai menanggapi isu pencalonan kadernya menjadi cawapres dari koalisi lain.
“Bagi mereka, kader partainya keluar, bukan sesuatu yang harus diratapi. Buktinya PDIP tidak terlampau menanggapi. Bagi PDIP, fokus memenangkan partainya dan memenangkan Ganjar adalah solusi terbaik,” tambahnya.
Ihwal kenapa PDIP tak menjadikan Gibran sebagai cawapres Ganjar, menurut Adi, itu soal pengalaman.
“Rasa-rasanya PDIP memang melihat kematangan berpolitik sebagai variabel penting, karena bagaimanapun, Gibran ini kan baru tiga tahun terjun ke dunia politik,” pungkasnya.*
LaporanĀ Charlie Adolf Lumban Tobing