AHY: Demokrat Marah Bukan karena Ketumnya Tak Jadi Cawapres

Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) memberikan keterangan terkait langkah Demokrat setelah mundur dari KPP, di kantor DPP Demokrat, Senin, 4/9/2023 | Charlie Adolf Lumban Tobing/Forum Keadilan
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) memberikan keterangan terkait langkah Demokrat setelah mundur dari KPP, di kantor DPP Demokrat, Senin, 4/9/2023 | Charlie Adolf Lumban Tobing/Forum Keadilan

FORUM KEADILAN – Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menegaskan, kemarahan para kadernya usai keputusan sepihak NasDem menduetkan Anies Baswedan dengan Ketum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, bukan karena Ketumnya tak jadi cawapres.

“Saya tahu para kader Demokrat marah dan kecewa, marah dan kecewa bukan karena Ketumnya tidak menjadi cawapres, tapi karena perjuangan Demokrat telah dilukai oleh mereka yang tidak jujur serta melanggar komitmen dan kesepakatan. Bagi Demokrat ini sesuatu yang fundamental,” kata AHY dalam jumpa pers di DPP Partai Demokrat, Senin, 4/9/2023.

Bacaan Lainnya

AHY berpendapat, politik harus dilandasi dengan etika. Oleh sebab itu, tidak boleh membenarkan segala cara hanya demi meraih kemenangan.

“Cara tidak boleh menikam tujuan. Cara juga harus dijiwai dengan tujuan. Begitu juga sebaliknya. Ini adalah pandangan pemimpin besar Mahatma Gandhi, yang juga menjadi rujukan utama dari pikiran-pikiran Presiden Soekarno,” ungkapnya.

Kata AHY, Demokrat sudah move on dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), dan akan bergabung dengan koalisi lain yang memiliki kesamaan cara pandang, visi kebangsaan, serta etika politik. Namun demikian, AHY tidak merinci soal koalisi mana yang dimaksud.

Sebelumnya diberitakan, Demokrat menyatakan mundur dari KKP yang mendukung Anies sebagai cawapres. Koalisi itu terdiri dari tiga partai, yaitu NasDem, Demokrat, dan PKS.

Adapun langkah pengunduran diri itu diambil setelah Cak Imin diusung sebagai bakal cawapres Anies.

Demokrat menganggap pengusungan Anies-Cak Imin adalah bentuk pengkhianatan. Sebab menurut Demokrat, sebelumnya Anies sudah menambatkan pilihannya ke AHY sebagai pendamping di Pilpres 2024.*