Polusi Udara Jakarta Mengharuskan Balita Gunakan Masker

FORUM KEADILAN – Anak-anak sangat rentan terpapar bahaya polusi udara. Untuk itu, Dinas Kesehatan DKI Jakarta mengimbau untuk menjauhkan anak dari paparan polusi di Jabodetabek.
“Lebih sensitif lagi untuk bayi dan balita. Tentunya dampak polusinya membuat sensitivitas dari saluran pernapasan menjadi lebih tinggi, jadi lebih rentan ISPA (infeksi saluran pernapasan akut) maupun long covid,” ujar Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi, dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta dr. Ngabila Salama kepada Forum Keadilan, Sabtu, 26/8/2023.
Kondisi polusi udara di DKI Jakarta kata Ngabila sedang dalam pemulihan fase akut. Kualitas udara ini tidak hanya dipengaruhi oleh emisi atau polusi udara, tetapi juga adanya dampak dari badai El Nino.
Ngabila mengatakan, kemarau panjang yang sudah diprediksi BMKG terjadi pada Agustus dan September itu memperparah kondisi kualitas udara. Untuk itu, ada intervensi dari pemerintah dalam jangka pendek dan jangka panjang.
“Jangka pendeknya untuk menurunkan kondisi kualitas udara yang buruk dulu. Jadi, di fase akut ini sebaiknya kita menghindari dari pajanannya untuk menghindari sakit,” katanya.
Dinkes DKI beharap, anak-anak sebaiknya tidak keluar rumah. Apabila harus keluar rumah, untuk usia di atas dua tahun baiknya menggunakan masker medis. Lalu kalau bisa, di rumah menggunakan air purifier atau semacam eva filter.
Dinkes DKI juga, kata Ngabila, telah melakukan itu melalui sekolah dan melalui kanal media sosial secara aktif untuk menjaga kesehatan anak dan juga masyarakat.
Sebelumnya juga, Anggota Unit Kerja Koordinasi Respirasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (UKK IDAI) dr. Darmawan Budi Setyanto menjelaskan, menurut data United Nations International Children’s Emergency Fund (UNICEF), polusi udara membunuh 600.000 anak pertahun.
Darmawan menjelaskan, anak-anak punya nafsu nafas yang lebih besar dibanding orang dewasa, sehingga polutan yang terhirup juga lebih banyak.
“Kalau dari kecil sudah terpajan polutan udara tadi maka di berbagai organnya juga dapat terjadi gangguan,” ucap Darmawan di ‘Webinar Dampak Polusi Udara bagi Kesehatan Anak’, Jumat, 18/8.
Selain gangguan pernapasan, paparan polutan terhadap anak juga menyebabkan stunting, gangguan motorik, dan gangguan tingkah laku.
Menurutnya Darmawan, solusi untuk mengurangi paparan polusi dapat dilakukan dengan penggunaan transportasi umum, dan penggunaan bahan bakar industri yang ramah lingkungan.
“Bagaimana dengan penggunaan masker? Penggunaan masker ini masih kita perbincangkan, karena kita tahu tadi ukuran polutan ini kecil sekali. Tetapi paling tidak mengurangi partikel-partikel yang lebih besar untuk masuk,” ungkapnya.*
Laporan Charlie Adolf Lumban Tobing