FORUM KEADILAN – Seorang pegawai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tepatnya PT Kereta Api Indonesia (KAI) diduga terlibat jaringan terorisme. Peneliti Kebijakan Publik Institute Development of Policy and Local (IDP-LP) Riko Noviantoro menyinggung pentingnya penguatan nasionalisme yang berkelanjutan.
“Badan Usaha Milik Negara harus memperkuat organisasi. Tidak hanya penguatan ekonomi, namun juga penguatan pada nilai-nilai kebangsaan patriotisme,” ujar Riko kepada Forum Keadilan, Selasa, 15/08/2023.
Riko memandang BUMN perlu melakukan pemantauan secara detail terhadap para karyawannya, khususnya pegawai yang sudah berinteraksi dengan terduga teroris.
“Karena sudah kejadian. Apalagi ditemukan senjata. Artinya orang tersebut sudah cukup berpengalaman dengan berinteraksi jaringan teroris. Dengan demikian, dia juga pasti akan mencari kader calon teroris baru,” imbuhnya.
Kata Riko, lembaga publik tidak boleh ada yang terpapar dengan gerakan radikalime karena pemerintah merupakan simbol pancasilais, nasionalis, dan patriotis.
Penguatan rasa nasionalisme, kata Riko, tidak boleh hanya berjalan pada saat proses perekrutan tetapi juga dalam praktik keseharian.
“Dalam praktik keseharian, nasionalisme juga bisa ditumbuhkan pada ruang lingkup kerja BUMN yang dijaga oleh regulasi perusahaan. Misalnya disiplin, jujur dan tepat waktu, sehingga dapat membangun relasi di internal,” tuturnya.
Kemudian, lanjut Riko, bisa juga melakukan pendekatan dengan karyawan lewat kegiatan meeting ceremony agar menjadi alat untuk membangun nilai-nilai kebangsaan.
Sebelumnya, seorang karyawan KAI berinisial DE ditangkap Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri pada Senin 14/8 kemarin di kawasan Bekasi Utara, Jawa Barat.
DE diketahui merupakan seorang pendukung Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) serta masif melakukan propaganda jihad di media sosial.
DE berperan mengirimkan unggahan Facebook berupa poster digital berisikan teks pembaruan baiat dalam bentuk Bahasa Arab dan Indonesia kepada pemimpin ISIS Abu Al Husain Al Husaini Al Quraysi.
Selain itu, DE juga menjadi admin dan pembuat beberapa kanal Telegram Arsip Film Dokumenter dan Breaking News. Kanal Telegram ini merupakan kanal pembaruan informasi teror global yang diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia.*
Laporan Ari Kurniansyah