FORUM KEADILAN – Dinasti Politik Presiden Joko Widodo (Jokowi) belakangan ini ramai diperbincangkan. Isu ini bermula usai anak dan menantu Jokowi yang secara bersama ikut terjun dalam dunia politik.
Seperti yang diketahui, anak pertama Jokowi, Gibran Rakabuming, bersama menantu Jokowi, Bobby Nasution, lebih dulu terjun ke dunia politik dan memenangkan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Solo dan Medan. Gibran terpilih menjadi Wali Kota Solo, dan Bobby jadi Wali Kota Medan.
Sekarang, giliran anak bungsu Jokowi, Kaesang Pangarep, yang disebut-sebut akan mencalonkan diri sebagai Wali Kota Depok pada Pilkada 2024 mendatang.
Anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan (PDIP) Djarot Saiful Hidayat dengan tegas membantah adanya dinasti politik tersebut.
Menurut Djarot, dinasti politik terjadi jika seseorang itu masuk proses dalam politik yang dibagi dan disebarkan di banyak partai.
“Ini berbahaya, di PDI Perjuangan tidak boleh. Dalam satu keluarga itu, selalu satu partai, dinasti politik itu apabila ada seseorang, satu di partai A, satu di partai B, lalu saudaranya di partai C, membentuk satu dinasti, PDI Perjuangan tidak,” katanya saat ditemui di DPR RI, Selasa, 4/7/2023.
Kata Djarot, PDIP sangat terbuka bagi siapa pun yang ingin masuk ke dunia politik bersama partai yang dipimpin oleh Megawati Soekarnoputri itu.
“Tetapi melalui proses, proses pendidikan politik, proses kaderisasi siapa pun juga, karena kita tahu bahwa sumber pertama kader partai itu dari keluarga, baru dari lingkungan masyarakat, baru dari hubungan historis,” paparnya.
Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu juga mengaku tidak melihat dinasti politik Jokowi.
“Jadi, saya tidak melihat itu (dinasti politik). Mas Bobby, Mas Gibran, itu melalui proses, tidak ujug-ujug kan gitu. Sama seperti Mba Puan, yang sejak SMP itu sudah ikut, apa tidak boleh? Ya boleh dong,” ujarnya.
Djarot juga menegaskan jika peristiwa politik yang seperti keluarga Jokowi tersebut, tidak hanya terjadi di Indonesia.
“Lalu apakah ini terjadi di Indonesia? Tidak, di Amerika juga ada, di mana-mana juga ada, Singapura juga. Saya tidak melihat itu,” tutupnya. *
Laporan Novia Suhari