Rabu, 10 September 2025
Menu

Kolektif Seni Tubaba Gelar Resital Akhir Pekan “Pendidikan Kesenian untuk Pembentukan Karakter”

Redaksi
Sejumlah anak-anak dan remaja berlatih kesenian musik tradisional untuk program Resital Akhir Pekan yang digagas Kolektif Seni Tubaba. | ist
Sejumlah anak-anak dan remaja berlatih kesenian musik tradisional untuk program Resital Akhir Pekan yang digagas Kolektif Seni Tubaba. | ist
Bagikan:

FORUM KEADILAN – Kolektif Seni Tubaba, yang terdiri dari Sanggar Pakem, Garis Budaya dan Sekolah Seni Tubaba, kembali menggelar presentasi akhir pendidikan kesenian, pada tahun 2023 ini bertajuk “Resital Akhir Pekan”.

Salah seorang pelaku seni, Jhon Heryanto mengatakan, kegiatan tahunan ini juga didukung oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tulang Bawang Barat, Lampung.

Jhon bilang, resital akhir pekan menampilkan sejumlah kesenian yakni musik perkusi, gitar, pameran keramik, pameran seni rupa, teater anak dan dari tari anak, seluruh kegiatan dilaksanakan di area Tiyuh–tiyuh, kota Budaya Ulluan Nughik, Panaragan.

Seluruh rangkaian kegiatan akan dilaksanakan pada Sabtu, 15 April 2023, pada sore, pukul 15.30 hingga 17.30 WIB.

Selanjutnya pada malam hari, yaitu pukul 20.15 WIB, dilanjutkan dengan penayangan film The Quest, dua film dokumenter yang menarasikan sejarah masuknya Islam di Aceh dan Bali. Selain itu juga akan ditayangkan film vertikal.

Penayangan film akan digelar di Sessat Agung, Islamic Center Tubaba. Kegiatan Penayangan film merupakan kerjasama antara Madani International Film Festival (Jakarta) dan Sekolah Seni Tubaba.

“Melewati sebanyak 16 pertemuan, sekira 100 anak Tubaba yang rata-rata berusia 7 hingga 13 tahun, belajar berbagai kesenian, namun titik tekannya bukan pada produk kesenian itu sendiri, melainkan melalui setiap tahapan prosesnya, setiap peserta didik berupaya mengembangkan diri menjadi lebih berkualitas,” ujar Jhon kepada Forum, Kamis, 13/4.

“Kurikulum menekankan bagaimana peserta didik memiliki rasa empati, solidaritas, kesetaraan, kerja keras dan menumbuhkan pemahaman tentang lingkungan,” lanjutnya.

Sejumlah seniman yang terlibat dalam kegiatan tersebut di antaranya Tri Susanti Rahmat (Susan), Andika Ananda, Chandra Purwakanti, Ismail, Andika Ananda, Yoyon Gideon, Khoirul Hartoko, Kiki Windarti, Khusnul, Naya Isnaeni, John Heryanto, Mustofa, Baskoro Wicaksono, Suvi Wahyudianto dan Riyadus Shalihin, dengan konseptor program Semi Ikra Anggara.

Program ini telah berlangsung selama delapan tahun, berdasarkan gagasan bersama antara Pemerintah Daerah Kabupaten Tulang Bawang Barat dan komunitas budaya di kabupaten Tulang Bawang Barat.

“Tubaba percaya proses kesenian efektif dalam pengembangan sumber daya manusia,” kata Jhon.

Hingga tahun ini, lanjut Jhon, alumni peserta program “Pendidikan Kesenian untuk Pengembangan Karakter” telah mencapai 3.000 orang.

“Program pendidikan kesenian yang tidak membebani peserta didik menjadi seniman, menghasilkan para alumni yang telah bekerja di dalam berbagai profesi,” tambahnya. *