Murka Antonio Conte: “Di Klub Ini, Saya Hanya Melihat 11 Pemain Egois!”

Manajer Tottenham Hotspur Antonio Conte berbicara kepada media di Enfield, Inggris. (Photo by Tottenham Hotspur FC/Tottenham Hotspur FC via Getty Images)

FORUM KEADILANHasil imbang 3-3 yang diperoleh Tottenham Hotspur ketika menghadapi tim juru kunci Southampton dalam lanjutan Premier League pekan ke-28 ternyata berbuntut panjang. Sang manajer Antonio Conte murka pada konferensi pers seusai laga.

Tottenham yang sempat unggul 3-1 sampai menit ke-76, akhirnya harus puas membawa pulang satu poin setelah Southampton berhasil menyamakan kedudukan secara dramatis lewat penalti James Ward-Prowse pada menit akhir pertandingan.

Bacaan Lainnya

“Saya pikir kita langsung ke pokok masalahnya. Kami bukanlah sebuah tim. Kami hanyalah 11 pemain yang bermain di lapangan. Saya melihat sekumpulan pemain egois, 11 pemain yang hanya memikirkan diri mereka sendiri. Para pemain yang tidak mendukung satu sama lain dan tidak menempatkan hati mereka pada setiap pertandingan. Jika dibandingkan dengan musim lalu, tahun ini kami lebih buruk dalam aspek ini. Ketika anda tidak bermain sebagai sebuah tim, anda tidak akan berkembang,” ujar Conte.

Rasa frustasi Conte memuncak akibat di musim keduanya melatih saat ini, Tottenham Hotspur kembali harus nirgelar. Bahkan hanya dalam satu bulan terakhir, Tottenham harus angkat koper dari dua ajang kompetisi, yakni kalah dari Sheffield United pada ronde ke-5 Piala FA dan takluk dari AC Milan di babak 16 besar Liga Champions.

Musim ini praktis tidak ada gelar dan pencapaian berarti bagi Antonio Conte dan pasukannya. Paling banter, mereka hanya memperebutkan posisi ke empat dalam klasemen akhir Liga Inggris agar Tottenham bisa berkancah di kompetisi Liga Champions musim depan.

Ia menambahkan, “Di klub ini, mereka tidak memiliki hasrat untuk menang. Kenapa? Karena mereka sudah terbiasa dengan hal tersebut. Disini mereka tidak bermain untuk sesuatu hal yang penting, mereka tidak mau bermain dibawah tekanan dan stress.”

“Bermain hanya dengan spirit seperti ini sangatlah mudah. Inilah cerita Tottenham. 20 tahun dan tidak pernah memenangkan sesuatu. Tapi mengapa? Yang jelas, di setiap akhir musim yang akan selalu disalahkan adalah klub dan para manajer.”

Terakhir kali Tottenham memenangkan sebuah gelar terjadi pada tahun 2008 ketika mengalahkan Chelsea 2-1 dalam final Piala Liga. Selain itu, prestasi Tottenham “hanya” pernah menembus final Liga Champions 2019 sebelum kalah 2-0 dari Liverpool. Diluar semua pencapaian itu, Tottenham tidak pernah menjuarai Premier League.

“Masih tersisa 10 pertandingan dan beberapa orang mengatakan kami harus bertarung. Pertanyaannya, bertarung untuk apa dengan spirit, sikap, dan komitmen seperti ini? Untuk apa? Untuk posisi ke 7, 8 atau 10? Saya tidak terbiasa dengan pencapaian seperti itu.”

“Saya sangat sedih dan semua pihak harus turut bertanggung jawab. Tidak hanya klub, manajer, staf, namun para pemain juga harus terlibat dalam situasi ini karena ini adalah waktunya jika Tottenham ingin berubah.”

“Jika mereka ingin tetap melanjutkan performa seperti ini, mereka dapat mengganti manajer, bahkan banyak manajer sekaligus, tapi situasinya tidak akan pernah berubah. Percaya omongan saya,” tutupnya.

 

 

Pos terkait