Jumat, 25 Juli 2025
Menu

6 Tradisi Unik Menyambut Bulan Ramadan di Indonesia

Redaksi
Tradisi Malamang menjelang Ramadan
Tradisi Malamang menjelang Bulan Ramadan di Sumatera Barat. | ist
Bagikan:

FORUM KEADILAN – Ragam tradisi biasa dilakukan di sejumlah daerah dalam menyambut Bulan Ramadan. Setiap daerah memiliki ciri khas dan keunikan masing-masing saat melakukan kegiatan turun temurun menjelang bulan suci.

Bulan Ramadan memang selalu disambut penuh suka cita oleh umat Islam. Bulan yang paling ditunggu ini menjadi momen istimewa untuk dirayakan.

Kegiatan-kegiatan unik tersebut menjadi tradisi turun temurun yang masih dilakukan hingga saat ini. Tradisi menyambut Ramadan di Indonesia bertujuan mensucikan diri dan mempererat silaturahmi.

Penyambutan Bulan Ramadan dengan penuh suka cita sesuai dengan hadis yang berbunyi:

Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda, “Telah datang kepada kalian Ramadan, bulan yang diberkahi. Allah mewajibkan atas kalian berpuasa padanya. Pintu-pintu surga dibuka padanya. Pintu-pintu Jahim (neraka) ditutup. Setan-setan dibelenggu. Di dalamnya terdapat sebuah malam yang lebih baik dibandingkan 1000 bulan. Siapa yang dihalangi dari kebaikannya, maka sungguh ia terhalangi.” (Hadis shahih, dan diriwayatkan oleh An –Nasa’i)

Berikut tradisi unik menyambut Bulan Ramadan di berbagai daerah di Indonesia, yang FORUM rangkum dari berbagai sumber:

1. Bakar Batu di Papua

Bakar batu
Tradisi bakar batu di Papua. | ist

Umat muslim di Papua, seperti di Jayapura, menyambut Ramadan dengan tradisi bakar batu.

Disebut Bakar Batu karena batu dibakar hingga panas lalu ditumpuklah bahan makanan seperti daging ayam, sapi, kambing dan berbagai umbi-umbian.

Tumpukan makanan ini kemudian ditutup lagi dengan batu panas hingga matang. Tradisi bakar batu dilakukan sebagai bagian dari kegiatan silaturahmi dan saling memaafkan sebelum Ramadan.

2. Malamang di Sumatera Barat

Tradisi Malamang menjelang Ramadan
Tradisi Malamang menjelang Bulan Ramadan di Sumatera Barat. | ist

Malamang merupakan tradisi di Sumatera Barat yang dilakukan dengan memasak lemang yang terbuat dari penggabungan antara beras ketan putih dan santan yang dimasukkan ke dalam bambu.

Tradisi ini terus dilakukan sebagai sarana berkumpul dan mempererat tali silaturahmi seraya menyambut datangnya bulan Ramadan.

Malamang harus dikerjakan oleh banyak orang. Pasalnya, ada beberapa langkah yang harus dilakukan seperti mencari bambu sebagai tempat adonan lemang, mencari kayu bakar untuk memanggang lemang, serta mempersiapkan bahan pembuatan lemang. Jadi diperlukan kerjasama dalam proses membuat lemang ini.

3. Padusan di Jawa

Tradisi Padusan menjelang Ramadan. | ist

Di Jawa ada juga tradisi padusan untuk menyambut bulan Ramadan. Tradisi unik ini merupakan kegiatan mandi dengan niat membersihkan atau menyucikan diri sebelum datangnya bulan Ramadan. Padusan biasanya dilakukan di tempat-tempat seperti pantai, sungai ataupun sendang.

Ketika tradisi padusan, orang akan berbondong-bondong ke sebuah tempat pemandian untuk mandi dan berendam. Mereka percaya air bisa menyucikan diri dalam rangka menyambut bulan Ramadan.

4. Blangiran di Lampung

Tradisi Blangiran di Lampung. | Antara

Tak berbeda jauh dengan tradisi Padusan di Jawa, Blangiran di Lampung juga tradisi mandi menyambut Ramadan.

Blangiran berasal dari kata langir yang berarti mandi dalam hal ini berarti mandi suci atau mandi  bersama untuk bersuci atau mandi tobat.

Ritual Blangiran merupakan tradisi yang bertujuan menyucikan hati atau jiwa dan raga sebagai bekal memasuki bulan suci Ramadhan agar tidak mengotori bulan yang penuh dengan kesucian dan keberkahan sehingga diharapkan dapat menjalankan ibadah dengan lancar dan khusyuk.

Mandi dimaksud tentu bukanlah mandi-mandi biasa pada umumnya, namun disyaratkan dengan beberapa perlengkapan  ritual yang digunakan saat Blangiran diadakan yaitu air langir, bunga tujuh rupa, daun pandan dan setanggi.

5. Meugang di Aceh

Tradisi Meugang menyambut Ramadan di Aceh. | ist

Meugang merupakan tradisi menyembelih kambing atau sapi yang dilakukan tiga kali dalam setahun, yaitu pada Ramadan, Idul Adha, dan Idul Fitri.

Biasanya masyarakat Aceh memasak daging di rumah, setelah itu membawanya ke masjid untuk makan bersama keluarga, kerabat, tetangga, atau yatim piatu.

Masyarakat Aceh percaya bahwa nafkah yang dicari selama 11 bulan wajib disyukuri dalam bentuk tradisi Meugang. Tradisi Meugang di desa biasanya berlangsung satu hari sebelum bulan Ramadan. Meugang dimulai sejak masa Kerajaan Aceh atau sekitar 1607-1636 Masehi.

6. Suru Maca di Bugis, Makassar

Tradisi Suru Maca di Makassar. | ist

Tradisi sebelum memasuki Ramadan di Sulawesi Selatan, terutama suku Bugis, Makassar ada ritual Suru Maca.

Suru Maca berarti membaca doa secara bersama untuk dikirimkan kepada leluhur. Biasanya, ritual Suru Maca dilakukan tepat sepekan memasuki bulan suci Ramadan.

Masyarakat menyajikan beragam kuliner khas suku Bugis-Makassar yang diletakkan di lantai dan biasanya juga di atas ranjang tidur.

Ulama atau tokoh agama kemudian membaca doa dan ayat-ayat Alquran. Setelah pembacaan doa selesai, para keluarga yang menggelar ritual tersebut kemudian menyantap masakan yang telah didoakan.

Adapun makanan yang biasanya disediakan dalam ritual Suru Maca itu diantaranya opor ayam, ayam goreng tumis, serta nasi ketan dua warna, yakni ketan putih maupun hitam serta gula merah yang telah dicairkan atau akrab disebut songkolo palopo.

Ritual menjelang Bulan Ramadan ini sudah dilakukan oleh nenek moyang suku Bugis-Makassar yang sampai saat ini masih terus terjaga.

Demikian 6 tradisi unik menyambut Ramadan di sejumlah daerah. Tentunya masih banyak tradisi di daerah lain di tanah air yang tak kalah unik dan penuh makna. *