Museum Bank Indonesa Saksi Sejarah Perkembangan Ekonomi Negeri Sejak Zaman Hindu-Budha

Wisatatan mengunjungi Museum Bank Indonesia, Jakarta, Sabtu, 25/2/2023.
Wisatatan mengunjungi Museum Bank Indonesia, Jakarta, Sabtu, 25/2/2023. | Merinda Faradianti/Forum Keadilan

FORUM KEADILAN – Museum Bank Indonesia (BI) menjadi saksi sejarah perkembangan ekonomi, moneter, dan perbankan  di negeri ini sejak Zaman Kerajaan Hindu-Budha, Kerajaan Islam, zaman Kolonial hingga kini .

Bangunan yang berlokasi di Jalan Pintu Besar Utara No 3, Pinangsia, Kecamatan Taman Sari, Jakarta Barat ini dibuka pertama kali pada .

Bacaan Lainnya

Dilansir dari situs resmi Bank Indonesia, museum tersebut didirikan dengan tujuan sebagai sarana komunikasi kebijakan. Tujuan lainnya, tempat pengumpulan, menyimpan, dan merawat benda numismatik.

Lalu di sana juga menjadi sarana rekreasi literasi atau edukasi. Pengunjung akan dikenakan biaya Rp5 ribu per orang dan setiap barang bawaan harus dititipkan di loket petugas.

Petugas museum, Abdul Mubarok mengatakan di akhir pekan pengunjung museum mencapai 1500 orang.”Hari Sabtu mencapai 1500 orang lebih ramai dari hari Minggu. Tapi kalau hari biasa hanya kisaran 500 sampai 600 orang saja,” katanya, Sabtu, 25/2/2023.

Ia menjelaskan, museum BI memiliki berbagai macam koleksi uang kuno dari masa kerajaan Hindu-Budha hingga kerajaan Islam.

Tak hanya itu, bangunan yang berdekatan dengan Museum Mandiri tersebut juga memiliki koleksi uang Indonesia pada awal kemerdekaan hingga sekarang.

“Di sini ada replika mesin pencetak uang, replika emas batangan. Kalau koleksi uang di sini semuanya asli,” sebutnya.

Biasanya, di waktu tertentu akan diputarkan film mengenai pembangunan museum Bank Indonesia tersebut.

“Film itu diputar pada pukul 11.00 WIB dan pukul 14.00 WIB,” ujarya.

Museum Bank Indonesia ramai dikunjungi oleh pelajar mulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi.

Sejarah Museum Bank Indonesia

Bangunan museum yang letaknya berada di depan stasiun Beos Kota ini pertama kali didirikan tahun 1828 dan dulunya adalah tempat De Javasche Bank beroperasi.

Dulunya, Museum BI juga dipakai untuk rumah sakit umum dengan nama Binnen Hospital. Karena memiliki nilai sejarah yang tinggi, Museum BI akhirnya dialih fungsikan menjadi De Javasche Bank dinasionalisasikan menjadi Bank Sentral Indonesia atau yang umum dikenal sebagai Bank Indonesia pada tahun 1853.

Namun gedung tersebut hanya beroperasi sampai tahun 1962 ketika Bank Indonesia berpindah di Thamrin, Jakarta Pusat. Kemudian gedung bekas BI tersebut dibiarkan kosong.

Untuk menjaga nilai sejarah di dalamnya akhirnya, Museum BI dibuka untuk umum pada 15 Desember 2006 dan dijadikan sebagai warisan cagar budaya.

Selain itu, pendirian museum BI ini juga akan menunjang perkembangan kawasan Kota Tua sebagai destinasi wisata Ibukota.

Koleksi Museum Bank Indonesia

Museum BI Jakarta menyimpan ragam koleksi menarik. Koleksi Museum Bank Indonesia Jakarta memberikan beragam informasi mengenai perkembangan perekonomian Indonesia sejak zaman dulu hingga masa kini.

Koleksi yang dipamerkan mulai dari sejarah dan jenis mata uang di Indonesia sampai mancanegara, perkembangan logo Bank Indonesia dan kisah krisis moneter pada tahun 1998. Uang bersejarah yang menjadi koleksi Museum Bank Indonesia antara lain Uang ORI (Oeang Republik Indonesia), uang kertas Bank Indonesia seri Dwikora, uang kertas Pemerintah Republik Indonesia Serikat dan masih banyak lagi.

Selain dipamerkan berbagai mata uang, tumpukan emas batangan dan patung yang menceritakan seputar pembangunan dan aktivitas perbankan pada masa kolonial juga turut meramaikan koleksi salah satu museum di Jakarta ini.

Koleksi Museum Bank Indonesia di kawasan Kota Tua pada bagian belakang terdapat berbagai souvenir yang dijual mulai dari kartu pos, stiker, gantungan kunci, alat tulis sampai pakaian.

Berikutnya yang menjadi keunggulan Museum BI adalah fasilitas perpustakaan. Ada dua jenis perpustakaan di museum ini, mulai dari perpustakaan yang dikhususkan hanya untuk para peneliti museum dan perpustakaan yang dapat diakses umum.

Museum BI terdiri dari 2 lantai yang berisi seluruh pengetahuan tentang moneter, ekonomi dan perbankan yang dibutuhkan masyarakat.

Selain itu, beberapa kegiatan seperti acara kebudayaan dan peringatan hari besar turut diselenggarakan di museum ini.*

 

Laporan Merinda Faradianti