Deolipa Yumara Ungkap Dampak Positif Peran Eliezer bagi Institusi Polri

Deolipa Yumara saat menjadi bintang tamu podcast bersama pimpinan redaksi Forum Keadilan, Juwendra Asdiansyah
Deolipa Yumara saat menjadi bintang tamu podcast bersama pimpinan redaksi Forum Keadilan, Juwendra Asdiansyah | dok. Forum Keadilan

FORUM KEADILAN – Mantan pengacara Richard Eliezer Pudihang Lumiu alias Bharada E, Deolipa Yumara menyebut peran justice collaborator Richard selama persidangan serta kejujurannya dalam mengungkap kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat telah memberikan dampak yang baik terhadap institusi Polri.

Hal itu disampaikan Deolipa dalam podcast Youtube “Kafe Juwe” bersama Pemimpin Redaksi Forum Keadilan, Juwendra Asdiansyah di Kantor Forum Keadilan, Jakarta, pada Sabtu, 25/2/2023.

Bacaan Lainnya

“Karena dengan dia (Eliezer) bercerita apa adanya, dampaknya ini sebenarnya bukan cuma perkaranya dia dengan Sambo dan almarhum Yosua, tapi dampaknya juga kepada institusi Polri,” kata Deolipa.

Deolipa mengatakan, Eliezer pantas diapresiasi karena semenjak kasus tersebut terungkap dan hampir seluruh pelakunya telah divonis dengan cukup adil, institusi Polri juga kini tampak berbenah ke arah yang lebih baik.

“Itu makanya dia bisa diapresiasi meskipun dia pelaku, polisi sekarang lebih hati-hati, lebih profesional, transparan. Dan kemudian dalam menunjuk pimpinan dan pejabat (Polri) mungkin juga sudah harus hati-hati lagi, lebih cermat,” imbuhnya.

Deolipa melanjutkan, sebelum kasus pembunuhan Brigadir J terungkap, intitusi kepolisian lebih mirip seperti militer.

Ia mencontohkan kejadian yang menimpa Eliezer bisa terjadi karena tak bisa menolak perintah atasannya yang sebenarnya dianggap salah.

Padahal, menurut Deolipa, seorang bawahan polisi boleh saja menolak jika mendapat perintah dari atasannya, terutama perintah yang menjerumuskan.

Dikatakan Deolipa, polisi berbeda dengan TNI yang memiliki Sapta Marga harus tunduk kepada komandan, perintah, atasan, yang dikenal dengan istilah komando.

“Ada kelegaan di wilayah tengah bawah polisi, banyak yang lebih plong, sekarang kan boleh menolak perintah atasan kalau dirasa bertentangan dengan hukum, karena kasus ini, udah ada contohnya, jadi polisi level Kombes ke bawah sekarang bisa lebih punya pendirian” ucapnya.*

 

Laporan As’ad Syamsul Abidin