Pindad Apresiasi Peran Prabowo terhadap Kelahiran Rantis Maung

Rantis Maung
Presiden Joko Widodo dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menjajal mobil kendaraan taktis buatan dalam negeri yang diberi nama 'Maung' oleh Jokowi seusai pembukaan Rapat Pimpinan Kementerian Pertahanan (Kemenhan) di kantor Kemenhan, Jakarta, Rabu (18/1/2023). | Dok Sekretariat Presiden

FORUM KEADILAN – Direktur Utama PT Pindad Abraham Mose mengapresiasi peran besar Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto terhadap kelahiran kendaraan taktis (rantis) Maung yang merupakan produksi industri pertahanan dalam negeri.

Abraham mengatakan, sejak memulai jabatannya sebagai Menhan Kabinet Indonesia Maju, Prabowo aktif berkomunikasi dengan Pindad terkait ide pembuatan rantis 4×4.

Bacaan Lainnya

“Sejak tahun awal menjadi Menhan, Beliau bertanya soal tactical vehicle 4×4; kemudian Pindad membuatnya dan Beliau beri nama Maung. Itu yang pertama sekali,” kata Abraham dalam keterangan pers yang diterima, Sabtu 21/1/2023.

Menurut Abraham, Prabowo tidak berhenti puas hanya dengan kehadiran Maung yang pertama. Prabowo terus meminta beragam inovasi dan perbaikan hingga akhirnya Pindad meluncurkan generasi ketiga rantis tersebut. Generasi ketiga Maung lebih dulu diperkenalkan ke publik lewat unjuk kebolehan di ajang Indo Defence Expo & Forum 2022 pada November 2021.

Pada Rabu, 18/1/2023, di sela-sela Rapat Pimpinan (Rapim) Kementerian Pertahanan 2023, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan nama kendaraan tersebut dengan tetap mengusung nama Maung.

Abraham mengatakan, Maung generasi ketiga memiliki kelebihan utama dari segi bodi mobil yang memungkinkan kendaraan itu lebih tangguh dalam bermanuver di berbagai medan ekstrem.

“Lebih canggih dari sebelumnya, dari segi performance, secara power, struktur bodi, dan dari segi penampilan juga lebih baik,” kata dia.

Dia mengatakan, Prabowo senantiasa mendorong Pindad untuk terus menaikkan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) dari Maung, yang saat ini berada pada kisaran 65 persen.

“Pindad senantiasa melibatkan tenaga ahli dan sumber daya manusia (SDM) berkompeten untuk mewujudkan peningkatan TKDN tersebut,” katanya.

Dalam waktu dekat, salah satu langkah untuk menaikkan TKDN adalah dengan membangun pabrik mesin mandiri.

“Kalau (pabrik mesin) sudah ada di Indonesia, mulai dari bodinya, tubular frame, dan mesin sudah bisa dibuat di Indonesia; maka TKDN akan naik mendekati 70 sampai 80 persen,” ujar Abraham.*