Rabu, 15 Oktober 2025
Menu

Pemerintahan Prabowo Telah Gelontorkan Rp192 T untuk Subsidi BBM-LPG 3 Kg

Redaksi
Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara dalam Konferensi Pers APBN Kita di Jakarta pada Senin, 22/9/2025. | Dok Kementerian Keuangan RI
Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara dalam Konferensi Pers APBN Kita di Jakarta pada Senin, 22/9/2025. | Dok Kementerian Keuangan RI
Bagikan:

FORUM KEADILAN – Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu), Suahasil Nazara, mengungkapkan bahwa Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto telah menggelontorkan Rp192 triliun untuk subsidi dan kompensasi bahan bakar minyak (BBM) hingga LPG 3 kilogram (kg).

Suahasil mengatakan bahwa jumlah tersebut setara 49 persen dari target subsidi dan kompensasi tahun ini, yaitu Rp394,3 triliun.

“Dari Rp192 triliun ini, Rp123 triliun merupakan subsidi yang dibayarkan tiap bulan kepada badan usaha yang mendapatkan penugasan, PLN dan PERTAMINA utamanya,” ujar Suahasil dalam Konferensi Pers APBN KiTa Edisi September 2025 di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa, 14/9/2025.

“Lalu sisanya kompensasi energi. Jadi kompensasi energi 2024 sudah dibayar Juli lalu. Lalu minggu lalu Pak Menkeu, Pak Menteri ESDM, dan BP BUMN telah menyepakati angka kompensasi triwulan I dan II 2025 dan akan dibayar minggu ini badan usaha tersebut,” lanjutnya.

Anggaran tersebut telah dikucurkan untuk subsidi dan kompensasi BBM hingga LPG 3 kg itu bagian dari belanja non Kementerian/Lembaga (K/L). Pos itu sudah terealisasi sebesar Rp789,8 triliun hingga akhir September 2025.

Di sisi lain, pemerintah juga telah menggelontorkan Rp52,4 triliun untuk subsidi nonenergi. Jumlah tersebut setara 50 persen dari target Rp104,5 triliun.

Subsidi nonenergi di antaranya subsidi kredit usaha rakyat (KUR) dan subsidi pupuk.

Dalam kesempatan tersebut, Purbaya menjelaskan bahwa progress APBN 2025. Pendapatan negara sudah mencapai Rp104,5 triliun.

Sementara belanja negara sudah menyentuh Rp2.234,8 triliun atau 63,4 persen dari target. Artinya, APBN defisit Rp371,5 triliun per September.*