Menkeu Purbaya Ungkap Dirut Bank Pusing Usai Disalurkan Dana Rp200 T

Hal tersebut disampaikan oleh Purbaya usai menjawab kemungkinan pemerintah menambah deposito di perbankan, usai mengalihkan dana Rp200 triliun dari Bank Indonesia (BI) ke Bank Himbara.
“(Kalau menambah deposito di perbankan), nanti kita lihat kondisinya. Sekarang saja sudah pusing, lu minta nambah. Lu ngomong ke dirut bank deh, dia sudah pusing, ‘aduh dikasih duit banyak nih, aduh’,” kata Purbaya seraya menepuk telapak tangan ke kening, mempraktikkan para Dirut bank pusing, dalam konferensi pers di Kantor Presiden, Istana Kepresidenan Jakarta, Senin, 15/9/2025.
Purbaya bercerita bahwa bank-bank milik pemerintah pada awalnya enggan menerima dana sebanyak tersebut.
Diketahui, terdapat bank menyatakan hanya sanggup menyerap senilai Rp7 triliun.
“Tahu tidak, waktu saya mau salurin Rp 200 triliun banknya bilang apa? ‘Saya hanya sanggup menyerap Rp7 triliun’. Saya bilang enak saja, kasih ke sana semua biar mereka mikir. Jadi bukan saya saja yang mikir, mereka yang mikir,” jelasnya.
Purbaya memastikan bahwa deposito tersebut tidak akan ditarik pemerintah dalam enam bulan ke depan.
Ia mengatakan cadangan dana pemerintah yang disimpan di bank sentral biasanya jauh lebih besar sehingga tidak akan mengganggu kondisi keuangan negara/APBN.
“Kalau Rp200 triliun saja (yang dialihkan ke Bank Himbara) tidak akan mengganggu kondisi saya. Dalam arti saya tidak harus terpaksa menarik dari perbankan dalam keadaan kepepet. Jadi harusnya itu jumlah yang cukup sustainable untuk di bank maupun untuk pembiayaan program pembangunan yang lain,” pungasknya.
Diberitakan sebelumnya, pemerintah mengguyurkan dana untuk didepositokan ke perbankan Rp200 triliun.
Purbaya menekankan, kebijakan ini dilakukan untuk meningkatkan likuiditas perbankan agar kredit dapat tumbuh dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
“Jadi saya pastikan dana yang Rp 200 triliun masuk ke sistem perbankan hari ini dan mungkin banknya habis itu bingung berpikir nyalurin ke mana. Pasti pelan-pelan akan dikredit sehingga ekonominya bisa bergerak,” ujar Purbaya saat konferensi pers di Gedung Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat pekan lalu.
Ia menjelaskan, dana pemerintah yang disalurkan ke perbankan ini bukan berasal dari Saldo Anggaran Lebih (SAL) dan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA).
Dana pemerintah sebesar Rp200 triliun disalurkan ke lima bank milik pemerintah, yakni Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Tabungan Negara (BTN), dan Bank Syariah Indonesia (BSI).*