Selasa, 05 Agustus 2025
Menu

Istana Bantah Amnesti dan Abolisi untuk Hasto-Tom Lembong Jadi Preseden Buruk

Redaksi
Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 4/8/2025 | Novia Suhari/Forum Keadilan
Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 4/8/2025 | Novia Suhari/Forum Keadilan
Bagikan:

FORUM KEADILAN – Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi membantah bahwa keputusan memberikan amnesti dan abolisi atas dua kasus korupsi dengan tersangka Hasto Kristianto dan Mantan Menteri Perdagangan (Mendag) Thomas Trikasih Lembong atau Tom Lembong merupakan preseden buruk.

“Enggak lah,” katanya, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 4/8/2025.

Prasetyo menegaskan, keputusan Presiden Prabowo Subianto dalam memberikan amnesti dan abolisi tersebut merupakan bentuk penggunaan hak prerogatif yang dijamin oleh konstitusi. Menurutnya, pertimbangan utama presiden adalah meredakan kegaduhan yang timbul pasca vonis kedua tokoh tersebut.

“Satu, presiden menggunakan hak. Itu diatur di dalam konstitusi. Kedua, semangatnya presiden kita untuk persatuan dan kesatuan. Bukan berarti kita akan membiarkan praktek korupsi, tidak. Tapi dalam dua kasus ini yang nuansanya lebih banyak ke masalah politik, itulah kenapa Bapak Presiden menggunakan haknya,” jelasnya.

Lebih lanjut, ia mengajak masyarakat untuk menahan diri dan tidak memperkeruh suasana politik nasional. Fokus utama, kata Prasetyo, seharusnya diarahkan pada kerja-kerja produktif demi memperbaiki kondisi bangsa.

“Mari kita kurangi kegaduhan-kegaduhan politik. Karena kita ini perlu bersatu. Kita butuh ketenangan untuk kita bisa membangun dan memperbaiki seluruh masalah yang dihadapi oleh masyarakat. Jangan energinya kita kurangi untuk hal-hal yang kurang produktif,” ujarnya.

Prasetyo juga mengingatkan agar masyarakat lebih memperhatikan isu ketahanan pangan yang menjadi prioritas nasional.

“Alhamdulillah sekarang produksi pangan kita meningkat, tapi kita tidak boleh lengah. Itu harus terus kita pertahankan. Kita perlu menangani adik-adik kita dengan makan bergizi yang hari ini belum bisa seluruhnya menerima manfaat. Mari semua bekerja keras untuk ke arah sana,” tambahnya.

Ia pun menyinggung soal masih banyaknya masyarakat di kelompok ekonomi bawah yang belum merasakan kesejahteraan secara merata.

“Energinya ke situ. Kita ini bersatu saja. Analogi klub sepak bola gitu ya, sudah diisi pemain-pemain hebat semua, bersatu padu setiap hari latihan. Begitu main, kadang belum tentu menang juga. Apalagi kalau kita tidak saling bersatu,” tutupnya.*

Laporan oleh: Novia Suhari