Senin, 28 Juli 2025
Menu

Ridwan Kamil Tegaskan Budaya Fondasi Penting untuk Jakarta sebagai Kota Global

Redaksi
Calon Gubernur Jakarta nomor urut satu Ridwan Kamil (RK) saat ditemui di Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini, Jakarta Pusat, Senin, 23/9/2024 | Ali Mansur/Forum Keadilan
Calon Gubernur Jakarta nomor urut satu Ridwan Kamil (RK) saat ditemui di Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini, Jakarta Pusat, Senin, 23/9/2024 | Ali Mansur/Forum Keadilan
Bagikan:

FORUM KEADILAN – Calon Gubernur Jakarta Ridwan Kamil (RK) menegaskan pentingnya kebudayaan sebagai identitas yang harus tetap dijaga meski Jakarta berkembang menjadi kota global.

Menurut RK, budaya merupakan elemen penting dalam membedakan Jakarta dengan kota lain.

“Budaya adalah identitas kita, dia yang membedakan kita dengan yang lain,” tegas RK saat menghadiri Dialog Publik Seni di Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini, Jakarta Pusat, Senin, 23/9/2024

RK menambahkan, meskipun ia dan pasangannya di Pilgub Jakarta, Suswono, ingin membawa Jakarta menuju kota global, budaya tetap menjadi fondasi utama pembangunan Jakarta.

RK menekankan bahwa Jakarta adalah kota yang dinamis, tetapi tetap harus mempertahankan akar budaya Betawi. Oleh karena itu, pasangan Ridwan Kamil-Suswono (RIDO) mengusung program Gerbang Betawi.

Program Gerbang Betawi, yang merupakan singkatan dari Gerakan Membangun Kebudayaan Betawi, mencakup berbagai aspek, seperti pendidikan, seni, arsitektur, hingga pelestarian situs budaya. RK menjelaskan, program ini akan dikembangkan dengan masukan dari masyarakat.

“Jadi, kalau curhatannya ada dinamika dengan Jakpro (terkait penggunaan TIM), ya sudah nanti kita tengahi apa masalahnya,” janji mantan Gubernur Jawa Barat itu.

Selain itu, pasangan RIDO juga merencanakan optimalisasi dana Corporate Social Responsibility (CSR) melalui Buku CSR Jakarta. Salah satu bab dalam buku tersebut akan fokus pada kebutuhan untuk melestarikan budaya dan mendukung pelaku seni.

“Sehingga, orang-orang yang punya akses kepada ekonomi dilobi oleh gubernurnya bisa menjadi patron di dalam yang namanya kebudayaan, sehingga tidak selalu, bagi saya, pemajuan kebudayaan kesenian harus selalu seratus persen mengandalkan yang namanya anggaran,” tegas RK.*

Laporan Ali Mansur