Selasa, 15 Juli 2025
Menu

Tolak Pemilu Curang, Refly Harun Tak Mau Dipimpin Anak Bau Kencur

Redaksi
Refly Harun saat berorasi di depan Gedung KPU RI, Jakarta Pusat, Rabu 20/3/2024. | M. Hafid/Forum Keadilan
Refly Harun saat berorasi di depan Gedung KPU RI, Jakarta Pusat, Rabu 20/3/2024. | M. Hafid/Forum Keadilan
Bagikan:

FORUM KEADILAN – Anggota Dewan Pakar Tim Pemenangan Nasional (Timnas) Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, Refly Harun menyebut pemerintah serakah. Ia menyebut, pemerintah selalu ingin melakukan upaya untuk memperpanjang kekuasaan.

“Padahal kita tahu Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 yang diubah ketika reformasi membatasi jabatan hanya dua periode saja. Tetapi kekuasaan selalu serakah. Kekuasaan selalu ingin dikangkangi, padahal sejatinya kekuasaan dipergilirkan kepada semua anak bangsa,” kata Refly saat berorasi di depan Komisi Pemilihan Umum (KPU), Rabu 20/3/2024.

Refly menyebut, karena tidak berhasil memperpanjang jabatan, akhirnya putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka diusung menjadi calon wakil presiden (cawapres) mendampingi Prabowo Subianto pada Pilpres 2024.

“Maka yang dititipkan putranya masih bau kencur. putranya yang masih tidak layak menjadi pemimpin kita,” ujarnya.

Pakar Hukum Tata Negara itu lantas bertanya kepada peserta aksi, apakah mau dipimpin oleh anak kecil yang kapasitasnya belum jelas?

Para peserta pun menjawab serentak bahwa mereka tidak mau.

“Kawan-kawan semua, kita rakyat Indonesia 270 juta lebih. Masa kita tidak bisa mencari pemimpin yang lebih baik, bodoh sekali kita. memilih pemimpin yang tidak jelas,” ungkapnya.

Adapun aksi demo tersebut dilakukan untuk mengawal pengumuman resmi KPU. Kata Refly, pemenang yang akan diumumkan itu merupakan hasil dari pemilu curang.

“Sekarang saya tanya kepada kawan-kawan di sini, kalau mendengar KPU umumkan hasil pilpres tahu curang, apa menerima atau menolak?” tanyanya kepada peserta aksi.

“Tolak, tolak, tolak,” jawab peserta aksi serentak.

Menurut dia, sekalipun KPU sudah mengumumkan siapa pemenang pilpres kali ini, perjuangan akan terus dilanjutkan. Dia akan melakukan aksi jalanan di depan Gedung DPR RI.

“Kita tahu bahwa aspirasi kita tidak hanya menolak pemilu curang, kita ingin presiden Jokowi dimakzulkan, sekali lagi makzulkan,” tegasnya.

Refly juga menyebut Jokowi sebagai sumber dari segala masalah yang ada di Indonesia.

“Kalau kita tidak bangkit, demokrasi kita akan mati. Kita tidak ingin demokrasi kita mati, karena kita memperjuangkan darah syuhada,” sergahnya.

Dia mengklaim bahwa aksi yang dilakukan tersebut tidak dalam rangka memperjuangkan pasangan calon (paslon) tertentu, tapi lanjut dia, hanya untuk menyelamatkan Indonesia.*

Laporan M. Hafid