Aktivis 98 Ingatkan Mahasiswa Tak Lupakan Sejarah
FORUM KEADILAN – Aktivis Forum Komunikasi Senat Mahasiswa Jakarta 1998 (FKSMJ) Antonius Danar Priyantoro menyebut saat ini mahasiswa belum terkonsolidasi dengan baik.
Menurut Antonius, terdapat dua masalah utama yang saat ini dihadapi gerakan mahasiswa. Pertama, kata dia, mahasiswa bersifat tidak netral dan terjerumus politik praktis.
Selain itu, Antonius menuturkan, terdapat kondisi di mana mahasiswa ‘digalang’ oleh aparatur negara.
“Kalau dulu, kita bermusuhan dengan aparat. Sekarang, banyak aparat menggunakan metode uang untuk memberantas gerakan,” ucapnya dalam podcast Menolak Lupa Forum Keadilan TV.
Apalagi, kata Antonius, beberapa rekan mahasiswa justru terjerumus dan terjebak menjadi perusahaan demonstrasi.
“Ini yang tidak baik untuk gerakan dan iklim demokrasi,” terangnya.
Menurut Antonius, gerakan mahasiswa bisa menjadi gerakan nasional apabila delapan kota besar di Indonesia mulai menyuarakan keresahan secara serentak.
Delapan kota tersebut ialah Jakarta, Surabaya, Bandung, Yogyakarta, Medan, Makassar, Padang dan juga Solo. Bagi Antonius, delapan kota ini saling memengaruhi.
“Seberapa besar gerakan di kota lain, dianggap belum besar kalau jika Ibu Kota belum bergerak,” tambahnya.
Lebih lanjut, Antonius mengingatkan kepada mahasiswa bahwa kondisi saat ini tidak berbeda dengan peristiwa sebelum tahun 1998. Terlebih, menurutnya, rezim yang sempat ditumbangkan di orde baru masih berada di pucuk kekuasaan.
“Jangan lupakan sejarah, dan menolak lupa. Ingatkan terus, banyak yang terlihat berubah tapi tidak berubah. Cuma bajunya saja, tapi orang dan paradigmanya masih sama,” pungkasnya.*
Laporan Syahrul Baihaqi
