Selasa, 30 Desember 2025
Menu

KSAD Tegaskan Kondisi Jalan-Kelangkaan Barang Jadi Hambatan Pembangunan Jembatan Bailey dan Armco

Redaksi
Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak dalam Rapat Koordinasi dengan DPR RI, Aceh, Selasa, 30/12/2025 | YouTube DPR RI
Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak dalam Rapat Koordinasi dengan DPR RI, Aceh, Selasa, 30/12/2025 | YouTube DPR RI
Bagikan:

FORUM KEADILAN – Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak menyampaikan TNI AD telah memutuskan membangun tiga jenis jembatan untuk mendukung akses transportasi masyarakat dan distribusi logistik, yakni jembatan Bailey, jembatan Armco, serta jembatan perintis atau jembatan gantung di wilayah Aceh.

“Untuk pekerjaan yang lebih rumit, kami sarankan dikerjakan oleh Kementerian PUPR,” katanya dalam Rapat Koordinasi dengan DPR RI, Aceh, Selasa, 30/12/2025.

Ia menjelaskan, proses pengerahan jembatan tidak berjalan mudah. Setelah dilakukan survei lapangan, TNI AD harus mencari material terlebih dahulu di Jakarta, kemudian mengirimkannya ke Aceh. Namun dalam perjalanan, distribusi sering kali terhambat akibat kondisi jalan yang rusak parah, bahkan ada pengiriman yang tertunda hingga satu pekan.

“Hingga saat ini, berdasarkan hasil survei, Aceh membutuhkan sekitar 24 jembatan Bailey dan jumlah itu masih bisa bertambah. Kami menyesuaikan dengan ketersediaan jembatan Bailey yang kami miliki,” ujarnya.

Maruli mengungkapkan, Presiden Prabowo Subianto telah merencanakan pembelian jembatan Bailey dari luar negeri untuk menambah stok nasional. Namun, hampir tidak ada negara yang memiliki stok siap pakai, sehingga harus dikumpulkan dari beberapa negara untuk kemudian disuplai ke lokasi bencana.

“Sampai saat ini, kami sudah mengerahkan 22 jembatan Bailey di seluruh lokasi bencana, ditambah 14 jembatan Bailey dari Kementerian PU,” jelasnya.

Selain itu, disiapkan juga jembatan Armco. Berdasarkan data yang dimiliki, terdapat 39 unit jembatan Armco di Aceh yang seluruh perlengkapannya telah disiapkan. Sementara itu, survei pembangunan jembatan gantung terus dilakukan, dengan harapan sebagian material bisa diperoleh lebih cepat dari Medan dibandingkan harus dikirim dari Jakarta.

Untuk memenuhi kebutuhan jembatan, kata Maruli, pihaknya bahkan mengumpulkan jembatan Bailey dari seluruh Pulau Jawa, termasuk dukungan dari PU di Kalimantan Timur.

“Untuk jembatan Armco, pabrik-pabriknya sampai kita borong semua. Disuruh produksi lagi, habis lagi. Ini sudah tiga tahap kami kerjakan, dan itu pun masih utang,” ungkapnya.

Maruli memastikan upaya pembangunan jembatan darurat akan terus berlanjut. Ia menyebut, masih ada penambahan sekitar 11 jembatan Bailey yang memungkinkan untuk segera dibangun.

“Kami tidak berhenti. Ke depan, masih ada kebutuhan ratusan jembatan gantung di Aceh. Mudah-mudahan dalam beberapa bulan ke depan, permasalahan jembatan ini bisa kita selesaikan secara bertahap,” pungkasnya.*

Laporan oleh: Novia Suhari