Khawatir Terjadi Pelecehan Terhadap Korban Bencana Sumut, Komisi VIII Minta Ada Pemindahan Pengungsi
FORUM KEADILAN – Ketua Komisi VIII DPR RI Marwan Dasopang mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi pengungsian korban bencana longsor dan banjir di Sumatra Utara (Sumut) usai meninjau langsung lokasi pengungsian di wilayah terdampak.
Menurut Marwan, kondisi tempat pengungsian saat ini dinilai kurang layak dan berpotensi menimbulkan persoalan sosial. Meski tidak ditemukan adanya kasus pelecehan, ia menilai, martabat para pengungsi belum sepenuhnya terjaga.
“Kami sudah meninjau pengungsian, dan memang lokasi pengungsian ini kurang layak. Sekalipun ada pemisahan tempat antara laki-laki dan perempuan, tetapi masih berada dalam satu lingkungan yang sama, sehingga menimbulkan kekhawatiran,” katanya, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 23/12/2025.
Atas temuan tersebut, Marwan mengaku telah menyampaikan langsung kepada pupati setempat. Ia menyebut, pemerintah daerah menyetujui usulan untuk segera memindahkan para pengungsi ke lokasi yang lebih layak.
Selain meninjau pengungsian, ia mengatakan, Komisi VIII DPR RI juga melakukan peninjauan terhadap lahan yang direncanakan untuk pembangunan hunian bagi korban bencana. Marwan menyampaikan Kepala Badan Pelaksana Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) Fadlul Imansyah telah berkomitmen mendukung pembangunan hunian melalui dana kemaslahatan.
“Prinsipnya bukan hunian sementara, tapi hunian tetap (huntap). Jadi langsung huntap saja. Konsepnya, bangunan dibuat di bagian depan, sementara lahan di belakang disiapkan agar ke depan bisa dikembangkan jika masyarakat sudah memiliki modal,” jelasnya.
Marwan menambahkan, pihaknya juga melakukan trauma healing bagi anak-anak korban bencana, khususnya di wilayah Huta Godang, Garoga, yang menjadi lokasi dengan jumlah korban terbanyak. Ia menilai, pendampingan psikologis sangat dibutuhkan karena kondisi mental para korban, terutama anak-anak, sangat beragam.
“Ada anak-anak yang tinggal berdua saja sebagai kakak-adik karena orang tuanya sudah meninggal, rumahnya pun sudah tidak ada. Situasi psikologis mereka tentu berbeda-beda dan membutuhkan perhatian serius,” pungkasnya.*
Laporan oleh: Novia Suhari
