Sabtu, 22 November 2025
Menu

Ketua Harian PSI Ahmad Ali: Berperang untuk Membela Kehormatan Jokowi

Redaksi
Ketua Harian Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Ahmad Ali. | Web PSI
Ketua Harian Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Ahmad Ali. | Web PSI
Bagikan:

FORUM KEADILAN – Ketua Harian Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Ahmad Ali, memerintahkan kepada seluruh kader PSI untuk ‘berperang’ demi menjaga kehormatan Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi).

Ia mengatakan setelah tidak lagi berada di posisi Presiden, Jokowi sering menerima cacian dan fitnah.

Hal ini disampaikan oleh Ali saat menutup Rakorwil PSI Se-Sultra di Kendari, Sulawesi Tenggara, Jumat, 21/11/2025.

“Cacian, tuduhan yang macam-macam, fitnah yang macam-macam, itu haruslah disambut. Kalau perlu berperang, berperang untuk membela kehormatan Pak Jokowi. Itu perintah ketua harian kepada seluruh kader PSI. Sanggup?” ujar Ali.

Ali bercerita bahwa Jokowi dan PSI sebenarnya tak dikenal di Sulawesi Tenggara. Ia menilai Jokowi kesulitan menang di Sultra dalam Pemilu 2019 lalu, di mana daerah itu dikuasai oleh lawannya pada saat itu yakni Prabowo Subianto.

“Karena kenapa? Partai-partai pendukung Pak Jokowi tidak ada yang berani keluar untuk menjelaskan tentang Pak Jokowi. Karena saat itu Pak Jokowi tidak punya partai. Pak Jokowi hanya dimanfaatkan oleh partai-partai politik, termasuk partai saya yang dulu,” jelasnya.

Ali mengatakan Jokowi selalu dipuja-puji ketika masih berkuasa. Tetapi, ketika sudah tidak lengser, Jokowi dicaci maki dan dihina.

Ia menegaskan bahwa PSI tidak melihat kondisi itu dan ingin PSI berada di garda terdepan dalam membela dan menjaga kehormatan Jokowi.

“Beliau adalah tokoh, beliau adalah kecintaan masyarakat, beliau adalah patron perjuangan daripada Partai Solidaritas Indonesia. Untuk itu seluruh kader PSI, sekali lagi, harus berada di garda terdepan untuk memperjuangkan, menjaga kehormatan dan nama baik dari Pak Jokowi dan keluarganya,” tegasnya.

“Terlalu kufur nikmat orang Sulawesi Tenggara. Orang Sulawesi, kalau kemudian hari ini mengatakan bahwa tidak menikmati pembangunan yang dilakukan oleh Pak Jokowi,” pungkasnya.*