Jumat, 14 November 2025
Menu

GNB Sampaikan Pesan Penting untuk Polri: Lepas dari Pengaruh Politik hingga Bisnis Praktis

Redaksi
Gerakan Nurani Bangsa (GNB) bersama Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Ketua Komisi Percepatan Reformasi Polri Jimly Asshidiqie usai melakukan audiensi bersama Komisi Percepatan Reformasi Polri di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), Mabes Polri, Jakarta, Kamis, 13/11/2025 | Dok. TB News
Gerakan Nurani Bangsa (GNB) bersama Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Ketua Komisi Percepatan Reformasi Polri Jimly Asshidiqie usai melakukan audiensi bersama Komisi Percepatan Reformasi Polri di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), Mabes Polri, Jakarta, Kamis, 13/11/2025 | Dok. TB News
Bagikan:

FORUM KEADILAN – Gerakan Nurani Bangsa (GNB) melakukan audiensi bersama Komisi Percepatan Reformasi Polri di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), Mabes Polri, Jakarta, Kamis, 13/11/2025.

Dalam audiensi tersebut, GNB memberikan catatan supaya polisi dapat terlepas dari pengaruh politik hingga bisnis praktis. Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Komisi Percepatan Reformasi Polri Jimly Asshidiqie.

“Kami mencatat banyak sekali masukannya, di antara banyak masukan yang kami catat penting, ialah bagaimana mengamankan polisi dari intervensi politik dan bisnis dari luar,” ungkap Jimly dalam konferensi pers.

Jimly mengatakan bahwa masukan tersebut begitu penting demi membangun kepercayaan publik dan memperkuat Polri di masa mendatang.

Masukan-masukan tersebut pun bakal dikaji oleh Komisi Percepatan Reformasi Polri supaya rumusan kebijakan dapat tercipta. Nantinya, masukan-masukan tersebut diserahkan kepada Presiden Prabowo Subianto ataupun Polri itu sendiri.

“Nanti masukan ini kami jadikan bahan. Pokoknya bulan pertama kita belanja masalah dulu. Nanti bulan kedua kami akan merumuskan pilihan-pilihan kebijakan yang realistis dan mungkin, ideal tapi ya realistis,” jelas Jimly.

“Bulan ketiga baru kita merumuskan apa namanya policy report untuk diambil keputusan oleh Bapak Presiden. Hal-hal yang sifatnya internal Polri, nanti kita rekomendasikan ke internal Polri melalui Kapolri,” sambungnya.

Diketahui, pembentukan Komisi Percepatan Reformasi Polri ini diumumkan oleh GNB usai pertemuan dengan Presiden Prabowo Subianto di Istana pada Kamis, 11 September lalu.

Anggota GNB Pendeta Gomar Gultom, selepas pertemuan GNB bersama Prabowo mengungkapkan bahwa Komisi Percepatan Reformasi Polri dibentuk untuk mengevaluasi dan mereformasi Polri.

Reformasi Kepolisian sendiri merupakan salah satu tuntutan masyarakat termasuk juga GNB yang terdiri dari sejumlah tokoh bangsa dan tokoh-tokoh lintas agama.

Adapun tokoh lintas agama dan tokoh-tokoh bangsa lainnya yang bergabung dalam Gerakan Nurani Bangsa, ialah Nyai Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, M. Quraish Shihab, KH. Ahmad Mustofa Bisri, Mgr. Ignatius Kardinal Suharyo, Omi Komariah Nurcholish Madjid, Franz Magnis-Suseno SJ, Amin Abdullah, Bhikkhu Pannyavaro Mahathera, Alissa Wahid, Lukman Hakim Saifuddin, Karlina Rohima Supelli.

Lalu, Pendera Jacky Manuputty, Pendeta Gomar Gultom, A Setyo Wibowo SJ, Erry Riyana Hardjapamekas, Ery Seda, Laode Moh Syarif, Makarim Wibisono, Komaruddin Hidayat, dan Slamet Rahardjo.*