Kamis, 13 November 2025
Menu

Roy Suryo Cs Akan Terbitkan Buku ‘Gibran Black Paper’

Redaksi
Rismon Sianipar di Polda Metro Jaya, Jakarta, Rabu, 13/11/2025 | Muhammad Reza/Forum Keadilan
Rismon Sianipar di Polda Metro Jaya, Jakarta, Rabu, 13/11/2025 | Muhammad Reza/Forum Keadilan
Bagikan:

FORUM KEADILAN – Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Roy Suryo bersama rekannya Rismon Hasiholan Sianipar dan dr. Tifauzia Tyassuma, memenuhi panggilan penyidik Polda Metro Jaya, Kamis, 13/11/2025, sebagai tersangka dalam kasus dugaan penyebaran informasi bohong terkait ijazah Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi).

Sebelum menjalani pemeriksaan, Roy menyampaikan pernyataan kepada wartawan di depan Gedung Direktorat Reserse Kriminal Umum (Direskrimum). Dalam kesempatan itu, Roy mengungkapkan bahwa dirinya dan sejumlah rekan tengah menyiapkan buku kedua yang disebut ‘Gibran Black Paper’.

“Doktor Rismon dan dokter Tifa sudah merencanakan buku kedua berjudul ‘Gibran Black Paper’. Itu terbukti ketika saya pulang dari Sydney minggu lalu, dan membuktikan bahwa Gibran memang tidak punya ijazah SMA, baik di luar negeri maupun yang disetarakan di dalam negeri,” ujar Roy.

“Langkah ini kami ambil untuk semakin menegakkan kebenaran,” lanjutnya.

Dalam kesempatan yang sama, Rismon mengungkapkan bahwa dirinya telah menyiapkan draf awal buku tersebut, yang menurutnya akan memuat hasil penelusuran terkait latar belakang pendidikan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.

“Kami sudah menyiapkan draf kasar buku ini, mungkin nanti judulnya ‘Gibran Endgame’ atau ‘Gibran Black Paper’. Data yang kami gunakan berasal dari Ditjen Dikdasmen dan temuan faktual Pak Roy Suryo,” kata Rismon.

Rismon menyebut, pihaknya berencana untuk menyebarkan buku tersebut secara digital dan gratis.

“Kalau bisa, nanti PDF-nya kami bagikan gratis untuk masyarakat. Ini bentuk transparansi agar publik tahu,” ujarnya.

Rismon juga mengklaim bahwa data yang dikumpulkan menunjukkan Gibran hanya menempuh pendidikan hingga kelas 10 di Orchard Park Secondary School, lalu melanjutkan diploma di UTS: Insearch, Australia. Menurutnya, kombinasi tersebut tidak dapat disetarakan dengan ijazah SMA di Indonesia.

“Artinya, menurut kami, Wapres tidak memiliki ijazah SMA, baik dalam maupun luar negeri. Karena itu kami berharap Presiden Prabowo Subianto tidak menyeret isu ini ke ranah politik,” kata Rismon.*

Laporan oleh: Muhammad Reza