Purbaya Bandingkan Kekuatan Ekonomi Pada Era SBY dan Jokowi
FORUM KEADILAN – Menteri Keuangan (Menkeu), Purbaya Yudhi Sadewa, membandingkan beda kekuatan ekonomi pada masa pemerintahan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan era Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi).
Pada masa Jokowi, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang rata-rata berada di kisaran 5 persen, dengan motor utama berasal dari belanja pemerintah.
Sebaliknya, di masa SBY, ekonomi tumbuh rata-rata 6 persen per tahun karena dorongan kuat dari investasi dan konsumsi swasta.
“Kalau kita bandingkan, pada waktu zamannya Pak SBY, tax ratio itu sekitar 11 persen. Zamannya Pak Jokowi turun 10-10,5 persen, kira-kira 0,5-1 persen bedanya. Kenapa? Karena yang zamannya Pak SBY itu private sector yang jalan, zamannya Pak Jokowi BUMN dan government sector,” ujar Purbaya dalam acara Sarasehan 100 Ekonom Indonesia di Menara Bank Mega, Jakarta Selatan, Selasa, 28/10/2025.
Purbaya menjelaskan saat aktivitas sektor swasta meningkat, otomatis penerimaan pajak juga ikut naik. Ia memperkirakan kebijakan yang tengah dijalankan saat ini berpotensi menaikkan rasio pajak sekitar 0,5 hingga 1 persen, tanpa perlu menambah beban pungutan baru.
“Kalau sekarang saya hidupkan lagi private sector, tax ratio saya akan naik setengah sampai 1 persen. Itu income tambahan ke saya Rp120 (triliun)-Rp240 triliun tanpa ngapa-ngapain,” tuturnya.
Menurutnya, kebijakan fiskal dan moneter yang sinkron akan menciptakan efek berganda di perekonomian. Saat pemerintah mempercepat penyaluran dana dan memberi stimulus, masyarakat menjadi lebih optimistis dan konsumsi ikut meningkat.
Salah satu contohnya adalah kebijakan kenaikan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) yang dinilai mampu memberi ruang bagi masyarakat untuk lebih banyak berbelanja.
“Dengan announcement efek aja mereka udah senang, karena merasa lebih kaya. Akan lebih berani belanja lagi,” ujarnya.
“Jadi kebijakan mempercepat penumbuhan ekonomi adalah membuat semuanya orang senang, sekaligus menaikkan pendapatan pajak saya,” lanjutnya.
Purbaya pun menyoroti perbedaan karakter pertumbuhan ekonomi di setiap periode. Pada masa SBY, pertumbuhan ekonomi rata-rata mencapai 6 persen karena ditopang oleh ekspansi sektor swasta dan kebijakan moneter yang longgar.
Sementara itu, pada masa pemerintahan Jokowi, pertumbuhan rata-rata hanya sekitar 5 persen karena pergerakan ekonomi lebih banyak digerakkan oleh pemerintah dan BUMN.
“Anda lihat, laju pertumbuhan kreditnya zaman SBY itu 22 persen. Zaman Pak Jokowi cuma 7 persen, bahkan ada titik-titik di mana tumbuhnya nol,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa mengaktifkan kembali peran swasta dan mendorong kebijakan fiskal yang lebih produktif, ia yakin pertumbuhan ekonomi dapat kembali menembus 6 persen mulai tahun ini.
“Kalau saya hidupkan mesin swastanya, tahun ini ke depan 6 persen yang kita dapat. Jadi enggak susah-susah amat,” tandasnya.*
