Sabtu, 18 Oktober 2025
Menu

Purbaya Marah Usai Terima Laporan Pegawai DJBC Nongkrong di Starbuck Saat Jam Kerja

Redaksi
Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa dalam konferensi pers APBN KiTA di Jakarta pada Senin, 22/9/2025. | Dok Kemenkeu RI
Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa dalam konferensi pers APBN KiTA di Jakarta pada Senin, 22/9/2025. | Dok Kemenkeu RI
Bagikan:

FORUM KEADILAN – Menteri Keuangan (Menkeu), Purbaya Yudhi Sadewa, marah ke pegawai Direktorat Jenderal Bea Cukai yang nongkrong di kedai kopi Starbucks saat jam kerja dan memakai seragam.

Respons ini muncul usai dirinya menerima aduan dalam layanan “Lapor Pak Purbaya” yang dirilis, pada Rabu, 15/10/2025. Laporan yang berisi informasi masyarakat tentang gerombolan petugas Bea Cukai yang sering nongkrong bersama aparat berpakaian preman di Starbuck.

Pelapor yang merupakan pegawai swasta tersebut mengaku terganggu dengan kegiatan oknum tersebut.

“Saya mau melaporkan setiap hari saya melihat petugas Bea Cukai nongkrong di Starbucks lengkap dengan laptop dan mereka meeting dengan banyak orang lain, sesama petugas Bea Cukai dan sepertinya aparat lain berbaju preman, bebas,” kata Purbaya di Kemenkeu, Jakarta Pusat, Jumat 17/10/2025.

Hal-hal yang dibicarakan di sana menyangkut cara mengamankan aset hingga cara menjual aset. Pelapor meminta agar Purbaya mengawasi dan menindak oknum tersebut.

“Seharian orang-orang ini di Starbucks setiap hari dan yang dibicarakan selalu tentang bisnis aset, bagaimana mengamankan aset, baru dapat kiriman mobil, bagaimana jualnya. Mohon diawasi dan ditindak,” lanjutnya.

Purbaya kemudian berpesan kepada eks Dirjen Bea Cukai yang saat ini menjabat Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Heru Pambudi, untuk menindaklanjuti laporan tersebut. Ia meminta pegawai Bea Cukai tidak lagi nongkrong di Starbucks mengenakan seragam demi menghindari pandangan negatif.

Ia terlihat geram karena arahannya kepada pegawai Kementerian Keuangan (Kemenkeu) tidak dipedulikan dan mengancam akan memecat pegawai Bea Cukai yang masih mengulangi kegiatan tersebut.

“Jadi saya baru tahu, walaupun kita sudah menggebrak-gebrak, masih ini di bawah seperti ini, artinya mereka nggak peduli, dianggapnya saya main-main. Bilang, hari Senin ke depan kalau ada yang ketemu begini lagi, gua akan pecat! Walaupun katanya pecat pegawai negeri Susah, saya akan pecat, saya persulit hidupnya. Masa nongkrong di Starbucks pake seragam, nggak kira-kira lu!” tegasnya.

Ia mengaku hanya mendapatkan laporan yang bagus, tetapi fakta di lapangannya berbeda. Heru pun berjanji membantu Purbaya menyelesaikan persoalan tersebut.

Menurut pelapor, Bea Cukai menjurus merazia warung-warung kecil ketimbang membasmi distributor langsung. Hal itu dinilai sama saja dengan membiarkan para cukong tetap melancarkan aksinya.

“Mereka (Bea Cukai) lebih banyak merazia warung-warung kecil daripada membasmi distributornya langsung. Ini sama saja tetap memberikan kehidupan bagi para cukong-cukong yang menjadi distributor terbesarnya. Mereka Bea Cukai seperti tutup mata dan telinga,” kata Purbaya membacakan laporan itu di Kantor Kemenkeu, Jakarta Pusat, Jumat, 17/10/2025.

Purbaya berjanji menindaklanjuti laporan itu dan mengerahkan jajarannya di Kemenkeu. Ia berkomitmen membasmi para cukong, yang disebutnya di-back up pihak Bea Cukai itu.

“Katanya banyak backingnya, backingnya paling orang Bea Cukai juga. Ada juga yang lain-lain, tapi yang jelas akan kita bereskan itu,” tegasnya.

Purbaya mengatakan pihaknya sudah menyiapkan tim khusus untuk membereskan persoalan rokok ilegal. Tim tersebut terdiri dari staf khususnya di Ditjen Bea Cukai hingga di Ditjen Pajak.*