Selasa, 14 Oktober 2025
Menu

Gimik PSI Tak Ungkap Sosok ‘J’, Pengamat: Partai Tak Jelas Hanya Ikuti Jokowi

Redaksi
Pengamat politik dari Citra Institute Efriza di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 14/10/2025 | Novia Suhari/Forum Keadilan
Pengamat politik dari Citra Institute Efriza di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 14/10/2025 | Novia Suhari/Forum Keadilan
Bagikan:

FORUM KEADILAN – Pengamat politik dari Citra Institute Efriza menilai, langkah Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang hingga kini belum mengungkap sosok Ketua Dewan Pembina berinisial ‘J’ merupakan bagian dari strategi gimik politik semata.

Menurutnya, hal itu mencerminkan bahwa PSI belum memiliki kekuatan politik yang nyata dan hanya mengandalkan citra Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi).

“Partai PSI itu tidak punya kekuatan di tingkat masyarakat grassroot (akar rumput). Mereka juga tidak memiliki ideologi yang jelas, karena ideologinya hanya mengikuti Pak Jokowi sebagai ikon,” katanya, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 14/10/2025.

Efriza menambahkan, sikap PSI yang menutup-nutupi sosok ‘J’ justru memperlihatkan ketidaksiapan mereka sebagai partai politik. Menurutnya, PSI tampak lebih fokus pada pencitraan dan isu personal ketimbang membangun gagasan atau program yang nyata untuk publik.

“PSI ini melakukan gimik karena tidak berada di parlemen. Mereka seolah mencari popularitas dari isu-isu publik, bukan dari tawaran program kerja atau ideologi yang jelas,” tegasnya.

Lebih lanjut, Efriza menyoroti cepatnya proses pengesahan kepengurusan PSI oleh Kementerian Hukum (Kemenkum) yang dilakukan hanya dalam waktu sehari. Namun, ia mempertanyakan mengapa publik tidak dilibatkan dalam proses transparansi tersebut.

“Kemarin begitu cepatnya PSI disahkan, tapi kenapa tidak diungkapkan? Mengapa tidak ada verifikasi atau ruang bagi masyarakat untuk memberikan masukan? Ini menunjukkan bahwa PSI sedang membangun misteri, bukan kejelasan politik,” katanya.

Menurut Efriza, langkah PSI merahasiakan sosok ‘J’ di kursi Dewan Pembina justru memperlihatkan bahwa partai tersebut belum siap menjadi peserta politik yang matang.

“Kalau pemilihan Dewan Pembina saja dirahasiakan, itu menandakan PSI belum siap berpartai dan belum siap mendapatkan dukungan rakyat. Mereka lebih sibuk membangun sensasi ketimbang memperjuangkan ide atau program untuk masyarakat,” pungkasnya.*

Laporan oleh: Novia Suhari