Senin, 29 September 2025
Menu

Respons Istana Soal Gerakan Penolakan ‘Stop Tot Tot Wuk Wuk’

Redaksi
Menteri Sekretariat Negara Prasetyo Hadi, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat, 15/8/2025 | Novia Suhari/Forum Keadilan
Menteri Sekretariat Negara Prasetyo Hadi, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat, 15/8/2025 | Novia Suhari/Forum Keadilan
Bagikan:

FORUM KEADILAN – Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi meminata agar seluruh pejabat agar tidak semena-mena saat memakai fasilitas sirine dan strobo ketika di jalan raya.

Hal ini disampaikan Prasetyo merespons gerakan penolakan masyarakat seperti gerakan “Stop Tot Tot Wuk Wuk di Jalan”

Prasetyo menegaskan bahwa pihaknya telah memberikan surat edaran kepada pejabat negara agar memperhatikan kepatutan dalam penggunaan strobo.

“Tentunya kita harus memperhatikan kepatutan, kemudian memperhatikan ketertiban masyarakat pengguna jalan yang lain,” ujarnya kepada wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jumat, 19/9/2025.

“Sehingga bukan berarti menggunakan fasilitas tersebut, semena-mena atau semau-maunya itu,” sambungnya.

Menurutnya, dalam keadaan tertentu, fasilitas itu memang boleh dipergunakan. Tetapi, Prasetyo menegaskan penggunaan sirine dan strobo harus menghormati pengguna jalan lainnya.

“Sekali lagi yang bisa kita lakukan, yang terus menerus kita himbau bahwa fasilitas-fasilitas tersebut, jangan digunakan untuk sesuatu yang meliputi batas-batas wajar,” tegasnya.

Prasetyo kemudian mencontohkan Prabowo yang tidak selalu menyalakan sirine dan strobo ketika mendapat pengawalan. Prabowo, lanjutnya, juga tidak jarang harus mengalami macet di jalan bersama pengguna jalan lainnya.

“Presiden memberikan contoh, bahwa beliau sendiri, dalam mendapatkan pengawalan di dalam berlalu lintas, juga sering ikut bermacet-macet, kalaupun lampu merah juga berhenti, ketika tidak ada sesuatu yang sangat terburu-buru mencapai tempat tertentu,” jelasnya.

Di sisi lain, Kepala Korps Lalu Lintas Polri (Kakorlantas) Polri Irjen Agus Suryonugroho mengatakan bahwa gerakan ‘Stop Tot Tot Wuk Wuk di Jalan’ menjadi masukan dan bahan evaluasi bagi pihaknya. Agus mengaku juga sudah tidak menggunakan pengawalan dengan sirene dan strobo.

“Bahkan saya Kakorlantas saya bekukan untuk pengawalan menggunakan suara-suara itu karena ini juga masyarakat terganggu, apalagi padat, ini kita evaluasi biarpun ada ketentuannya pada saat kapan menggunakan sirene termasuk tot tot,” ujar Agus di Mabes Polri, Jumat.

Jajarannya di Korlantas, tambahnya, juga sudah diminta untuk tidak menggunakan pengawalan dengan sirene dan strobo.

“Ini saya terima kasih kepada masyarakat untuk Korlantas sementara kita bekukan. Semoga tidak usah harus pakai tot tot lagi lah,” tandasnya.*