Rabu, 17 September 2025
Menu

Kuasa Hukum Ungkap Ada Kejanggalan Sebelum Kacab BUMN Diculik dan Ditemukan Tewas, Seperti Tahu Dirinya Dikuntit

Redaksi
Pengacara keluarga korban dugaan penculikan Kepala Cabang (Kacab) Bank BUMN Mohamad Ilham Pradipta (37), Boyamin Saiman, di Polda Metro Jaya, Rabu, 17/9/2025 | Ari Kurniansyah/Forum Keadilan
Pengacara keluarga korban dugaan penculikan Kepala Cabang (Kacab) Bank BUMN Mohamad Ilham Pradipta (37), Boyamin Saiman, di Polda Metro Jaya, Rabu, 17/9/2025 | Ari Kurniansyah/Forum Keadilan
Bagikan:

FORUM KEADILAN – Kuasa hukum keluarga korban dugaan penculikan Kepala Cabang (Kacab) Bank BUMN Mohamad Ilham Pradipta (37), Boyamin Saiman, mengungkapkan adanya perubahan perilaku pada diri Ilham Pradipta selama satu minggu sebelum akhirnya ditemukan tewas di persawahan Kampung Karangsambung, Desa Nagasari, Kecamatan Serang Baru, Kabupaten Bekasi, Kamis, 21/8/2025.

Boyamin menyebut ada kebiasaan-kebiasaan yang tidak pernah dilakukan korban sebelumnya, seperti memarkirkan kendaraan di luar kompleks, serta kebiasaan merokok yang tidak pernah dilakukannya.

“Korban itu nampak tidak nyaman seminggu sebelumnya. Parkir mobil di luar kompleks, padahal tidak pernah begitu. Jadi dititipkan ke satpam, lalu jalan kaki sekitar 300–400 meter, di Tangerang Selatan. Terus merokok, pakai herbal itu, padahal seumur-umur dia enggak merokok,” katanya kepada media di Polda Metro Jaya, Rabu, 17/9.

Selain itu, dari sisi kejadian di lapangan, diduga pelaku juga memantau rumah Ilham Pradipta yang berada di wilayah Bogor. Bahkan, juga ada orang yang mendatangi kantor Ilham Pradipta dengan tingkah laku mencurigakan.

“Terus juga ada orang mendatangi kantor cabang di Cempaka Putih untuk mengurus kartu ATM, tapi tidak membawa KTP, rekening pun tidak punya. Ujung-ujungnya malah meminta bertemu pimpinan. Berarti memang mau bertemu pimpinan, tapi kemudian tidak berhasil,” ucapnya.

Kendati begitu, Boyamin belum mengungkapkan secara gamblang bahwa keanehan-keanehan ini merupakan tanda Ilham Pradipta sadar dirinya telah dibuntuti. Namun menurutnya, hal tersebut tidak bisa dikatakan acak, melainkan korban memang menjadi target tindak kejahatan.

“Jadi, ini tidak random. Kami kurang bisa cocoklah kalau dibilang kebetulan. Tapi kami juga tidak ingin berbenturan dengan penyidik,” jelasnya.

Lebih lanjut, Boyamin menjelaskan bahwa korban pernah bertemu dengan salah satu pelaku berinisial C alias Ken, yang menawarkan bisnis sekaligus memberikan kartu nama. Pasalnya, C alias Ken merupakan motivator sekaligus pemilik usaha bimbingan belajar (bimbel).

“Almarhum (Ilham Pradipta) sudah pernah mendatangi yang bersangkutan untuk memberikan kartu nama. Berarti kan sudah komunikasi, kalau versi saya sudah ada komunikasi,” ujarnya.

Boyamin mendorong agar pihak kepolisian melakukan pendalaman dengan stakeholder lain untuk mengungkap perbincangan Ilham Pradipta. Sebab, ia menduga bahwa tindak kejahatan ini sudah terorganisir sejak awal.

“Dan bisa dicari itu masing-masing handphone dengan bekerja sama bersama Telkom, Indosat, atau operator seluler lain untuk melacak pembicaraan sebelumnya. Sehingga akan ketahuan dengan jelas kalau ini melalui perencanaan sejak awal. Jadi dengan demikian, rasanya kalau kejahatan terorganisir itu sudah dapat dipastikan,” tutupnya.*

Laporan oleh: Ari Kurniansyah