Selasa, 16 September 2025
Menu

Berawal Dari Kartu Nama, Kacab Ilham Pradipta Jadi Korban Penculikan Sindikat Hingga Tewas

Redaksi
Konferensi pers pengungkapan peran 15 tersangka kasus penculikan dan pembunuhan Kacab Bank BUMN di Gedung Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Selasa 16/9/2025 | Ari Kurniansyah/Forum Keadilan
Konferensi pers pengungkapan peran 15 tersangka kasus penculikan dan pembunuhan Kacab Bank BUMN di Gedung Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Selasa 16/9/2025 | Ari Kurniansyah/Forum Keadilan
Bagikan:

FORUM KEADILAN – Direktorat Reserse Kriminal Umum mengungkapkan bahwa Kepala Cabang (Kacab) Bank BUMN Mohamad Ilham Pradipta (37) menjadi target penculikan dalam rencana sindikat kriminal yang hendak memindahkan dana dari rekening dormant di beberapa bank ke rekening penampungan. Aksi ini berawal dari sebuah kartu nama.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya Triputra menjelaskan bahwa para pelaku awalnya mencari kepala cabang secara acak. Setelah sebulan tanpa hasil, salah satu pelaku berinisial C alias Ken mendapatkan sebuah kartu nama dan mulai melakukan pembuntutan terhadap calon korban.

“Kenapa kacab ini dipilih? Karena berdasarkan keterangan dari saudara DH, ini merupakan salah satu orang yang dicari. Dia juga meminta kepada temannya apakah ada kenalan kepala cabang bank, dan temannya hanya memberikan kartu nama. Dari situ dilakukan pembuntutan,” kata Wira kepada media di Polda Metro Jaya, Selasa, 16/9/2025.

Wira menyebut, untuk menjalankan aksinya, pelaku telah menyiapkan tim IT. Namun, mereka tetap membutuhkan otoritas dari pejabat bank untuk memindahkan dana.

“Karena proses pemindahan dana memerlukan persetujuan otoritas bank, maka pelaku C alias K mengajak DH untuk mencari kepala cabang atau kepala cabang pembantu yang bisa diajak bekerja sama,” jelas Wira.

Rencana tersebut mulai digodok secara serius sejak 20 Juli 2025, saat C bertemu dengan DH dan AAM. Dalam pertemuan itu, C mengaku memiliki data rekening dormant milik nasabah di Bank BRI.

“Dia sampaikan bahwa karena upaya mendekati pejabat bank tidak berhasil, maka ada dua opsi yang disiapkan,” ujar Wira.

“Opsi pertama, melakukan pemaksaan dengan kekerasan dan ancaman kekerasan, lalu korban dilepaskan. Opsi kedua, juga dengan kekerasan, tapi korban dihilangkan atau dibunuh,” tambahnya.

Lebih lanjut, C kembali menggelar pertemuan dengan DW dan AAM untuk mempertimbangkan opsi yang akan dipilih. Dua minggu kemudian, pada 12 Agustus 2025, C dan DH memutuskan untuk memilih opsi pertama, yaitu penculikan dengan ancaman kekerasan, namun korban akan tetap dilepaskan.

Tidak berhenti di situ, DH kemudian mencari dukungan eksternal. Pada 16 Agustus 2025, DH menemui JP di kawasan Kota Wisata, Cibubur, dan bertanya apakah memiliki kenalan dari kelompok preman atau aparat yang bisa membantu pelaksanaan penculikan.

“Keesokan harinya, 17 Agustus, JP mendatangi rumah M. Malamnya, DH, JP, AAM, dan M bertemu di sebuah kafe di Cibubur untuk membahas penculikan terhadap korban,” kata Wira.

Pertemuan lanjutan dilakukan keesokan harinya, 18 Agustus 2025, di lokasi yang sama. Kali ini, hadir pula pelaku berinisial N.

“Di situ mereka membagi tugas. DH dan AAM bertanggung jawab menyiapkan tim untuk membuntuti korban. Tim ini terdiri dari R, E, dan B. Sementara JP menyiapkan tim eksekutor, termasuk AW. Lalu, N menghubungi FH yang disiapkan untuk aksi penculikan,” pungkasnya.

Sebelumnya. Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya mengungkap para pelaku tindak pidana kasus penculikan dan pembunuhan Kacab Bank BUMN Mohamad Ilham Pradipta (37). Total ada 15 tersangka warga sipil, dua oknum prajurit, dan satu masuk daftar pencarian orang (DPO).

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya Triputra menyebut kasus ini terbagi dalam empat klaster.

Polda Metro Jaya sejauh ini menangkap dan menetapkan 15 orang sebagai tersangka kasus pembunuhan Kacab Bank BUMN Mohamad Ilham Pradipta.

Adapun, tersangka E dan W yang merupakan tim pantau (surveillance) terhadap korban MIP sebelum diculik di pusat perbelanjaan daerah Pasar Rebo, Jakarta Timur telah ditangkap. E ditangkap di Penjaringan, Jakarta Utara sedangkan W ditangkap di Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi.

Selain itu, polisi juga lebih dulu menangkap RS yang berperan mengintai korban. Ia ditangkap tim gabungan di tempat persembunyiannya di Jalan Handayani, Sendangrejo, Nyatnyono, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Minggu, 24/8 sekira pukul 02.15 WIB.

Polisi juga telah menangkap delapan pelaku lain kasus penculikan dan pembunuhan Kacab Bank BUMN di Cempaka Putih Jakarta Pusat.  Kedelapan pelaku itu adalah EW alias Eras, AT, RS, RAH, C, DH, YJ dan AA.

AT, RS, dan RAH ditangkap di kawasan Jakarta Pusat sedangkan RW diamankan di sebuah bandara di daerah Nusa Tenggara Timur (NTT).

Untuk DH, YJ dan AA ditangkap di daerah Solo, Jawa Tengah. Lalu pelaku berinisial C ditangkap di kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta Utara.*

Laporan oleh: Ari Kurniansyah