Senin, 01 September 2025
Menu

Banyak Sekolah Tak Punya Toilet, Mendikdasmen: Jangankan Daerah di Perkotaan pun Ada

Redaksi
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 26/8/2025 | Novia Suhari/Forum Keadilan
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 26/8/2025 | Novia Suhari/Forum Keadilan
Bagikan:

FORUM KEADILAN – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti menanggapi temuan banyak sekolah yang hingga kini masih belum memiliki fasilitas toilet atau WC. Ia membenarkan bahwa persoalan ini tidak hanya terjadi di daerah terpencil, tetapi juga banyak ditemukan di wilayah perkotaan.

Mu’ti menegaskan, pihaknya akan menindaklanjuti persoalan tersebut secara bertahap sesuai dengan arahan Presiden Prabowo Subianto.

“Ya nanti kami bantu bertahap. Enggak hanya di daerah, di kota juga banyak yang enggak punya WC. Tetapi itu tidak kami biarkan,” katanya, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 26/8/2025.

Menurut Mu’ti, fasilitas dasar seperti toilet dan sanitasi yang layak merupakan kebutuhan penting dalam mendukung kualitas pendidikan.

“Kita berusaha secara bertahap sesuai arahan Pak Presiden. Sekolah-sekolah itu harus memiliki fasilitas sanitasi dan air bersih yang sesuai standar,” tegasnya.

Temuan mengenai masih banyak sekolah tanpa toilet ini sebelumnya diungkapkan Anggota Komisi X DPR RI Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) Hoerudin Amin, dalam rapat kerja bersama Mendikdasmen. Ia menyebut, saat meninjau langsung kondisi sekolah di daerah pemilihannya, banyak sekolah yang mengalami keterbatasan guru, minim sarana prasarana, hingga tidak memiliki toilet layak.

Hoerudin menilai, kondisi tersebut menambah beban kepala sekolah yang seharusnya fokus pada peningkatan mutu pembelajaran.

“Membangun infrastruktur sekolah itu bukan kewajiban kepala sekolah atau guru, tapi kewajiban pemerintah, mulai dari bupati, wali kota, gubernur, menteri, sampai presiden. Kalau mereka dibebani, kapan mereka bisa fokus memikirkan proses belajar yang mencerdaskan anak-anak kita?” ucapnya.

Ia bahkan mengungkapkan masih ada sekolah-sekolah yang muridnya terpaksa menggunakan toilet milik warga sekitar atau membuang hajat di sungai karena sekolah tidak memiliki fasilitas dasar tersebut.

“Revitalisasi sekolah kita tidak merata. Ada yang sampai WC-nya harus numpang di tetangga, ada juga yang ke sungai. Ini masih banyak terjadi, termasuk di Garut, Tasik, dan daerah lainnya,” pungkasnya.*

Laporan oleh: Novia Suhari