Kamis, 14 Agustus 2025
Menu

Ketua MUI Bekasi Sebut Tak Ada Penyimpangan di Pengajian Umi Cinta, Semua Tudingan Dibantah

Redaksi
Suasana pertemuan Umi Cinta bersama Ketua MUI, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Bekasi, Ketua Forum Koordinasi Dakwah Nasional (FKDN), Kepala Badan Kesbangpol, pihak kepolisian, dan perangkat RW setempat, Kamis, 14/8/2025 | Ist
Suasana pertemuan Umi Cinta bersama Ketua MUI, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Bekasi, Ketua Forum Koordinasi Dakwah Nasional (FKDN), Kepala Badan Kesbangpol, pihak kepolisian, dan perangkat RW setempat, Kamis, 14/8/2025 | Ist
Bagikan:

FORUM KEADILAN – Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bekasi Saifuddin Siroj memastikan tidak ada penyimpangan ajaran Islam dalam pengajian yang digelar Putri Yani (PY) atau Umi Cinta di Perumahan Zamrud, RW 12, Kelurahan Cimuning, Kecamatan Mustika Jaya, Kota Bekasi.

Kesimpulan itu diambil setelah rapat koordinasi pada Kamis, 14/8/2025 pukul 14.00–16.00 WIB, yang dihadiri Ketua MUI, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Bekasi, Ketua Forum Koordinasi Dakwah Nasional (FKDN), Kepala Badan Kesbangpol, pihak kepolisian, dan perangkat RW setempat.

“Kami sudah mendapatkan penjelasan langsung dari Ibu Yeni, yang kita kenal sebagai Umi Cinta. Berdasarkan keterangan tersebut, pengajian yang dilakukan tidak ada indikasi melenceng dari ajaran Islam,” katanya kepada media, Kamis 14/8.

Saifuddin menuturkan, dalam rapat tersebut telah menghasilkan empat kesepakatan. Pertama, materi pengajian dinyatakan tidak menyimpang. Kemudian, kegiatan pengajian sementara dihentikan hingga mendapatkan izin dari warga.

“Tiga, pengajian Ibu Yeni dilakukan di Masjid Al-Muhajirin, RW 12, Kelurahan Cimuning. Empat, akan dilakukan pendampingan oleh pihak kepolisian dan pemerintah kota Bekasi, termasuk Majelis Ulama Indonesia Kota Bekasi,” tuturnya.

Dirinya berharap, kesepakatan ini menjadi solusi damai atas polemik yang sempat viral di masyarakat dalam dua hari terakhir.

“Harapan kami, semua pihak dapat menjaga kondusivitas dan saling menghormati,” tandasnya.

Sementara itu, Umi Cinta membantah isu yang menyebut pengajian di rumahnya mematok biaya Rp1 juta bagi jamaah agar masuk surga. Tidak hanya itu, dirinya juga menampik semua tuduhan-tuduhan yang diutarakan kepada dirinya.

“Itu tidak benar. Saya sudah bersumpah di atas Al-Qur’an. Semua berita viral di YouTube dan media sosial itu tidak benar,” tegasnya.

“Bukan kegiatannya yang tertutup, tapi rumah saya ditutup karena ada AC-nya. (Jemaah dicampur) Itu ada pembatasnya. Yang mengaji di rumah saya satu keluarga, kalau ada laki-laki itu suaminya, yang perempuan itu istrinya, kalau ada yang remaja itu ada anaknya,” sambungnya.

Lebih lanjut, terkait dengan menggelar pengajian dirumah, Umi Cinta mengungkapkan bahwa hal itu merupakan permintaan dari jemaahnya agar lebih leluasa.

“Kita juga ngaji hari Sabtu di masjid, itu atas permintaan yang ngaji dan warga itu. karena menurutnya boleh gak kita di rumah Umi aja, ini kan lebih lebar, itu aja,” jelasnya.

Tidak sampai disitu, isu pungutan Rp100 ribu per kepala pun dibantahnya.

“Kalau ada sedekah di kotak amal, saya tidak tahu jumlahnya. Seperti di masjid, ustaz juga tidak memeriksa isi kotak amal,” ujarnya.

Mengenai kabar keberadaan anjing di rumahnya, ia mengaku pernah memelihara titipan hewan karena memiliki usaha pet shop.

“Itu sudah lama. Ada yang menitipkan tapi tidak diambil-ambil. Saya carikan orang yang mau merawat, dan sekarang sudah tidak ada,” jelasnya.

Di akhir pernyataan, Umi Cinta menegaskan materi yang dikaji adalah Al-Qur’an, lengkap dengan tajwid, terjemahan, dan pemaknaannya. Menurutnya, hal itu sesuai dengan yang diajarkan oleh agama.

“Al-Qur’an harus diamalkan dan disiarkan. Sebaik apa pun Al-Qur’an, kalau tidak kita amalkan dalam kehidupan, akhlak kita tidak akan baik. Intinya pengajian ini untuk memperbaiki akhlak,” pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan, publik di kawasan Perumahan Dukuh Zamrud, Kelurahan Cimuning, Kecamatan Mustikajaya, Kota Bekasi resah. Sebab, mereka menemukan sebuah pengajian yang dipimpin seorang perempuan berinisial PY atau disebut ‘Umi Cinta’.

Pengajian ini telah berlangsung selama 8 tahun. Menurut warga, apa yang diberikan pada pengajian tersebut menyimpang. Seperti ada pungutan dan janji-janji surga jika membayar Rp1 juta. Ada pula beberapa anggota pengajian yang berubah sikap, seperti jadi pembangkang atau berani melawan usai mengikuti pengajian ini.*

Laporan oleh: Ari Kurniansyah