8 Rekomendasi Film dan Series Bertema Slow Living yang Menyentuh

FORUM KEADILAN – Di tengah riuhnya kehidupan modern yang serba cepat, tak sedikit dari kita yang mendambakan momen jeda. Istilah slow living kini tak lagi sekadar tren gaya hidup, melainkan bentuk perlawanan terhadap tekanan produktivitas yang tiada henti.
Menariknya, gagasan ini telah banyak diangkat dalam dunia sinema. Lewat narasi yang kontemplatif, visual yang tenang, serta karakter yang berani melambat, film dan serial bertema slow living mengajak penontonnya untuk merenung dan kembali merasakan hidup secara utuh.
Berikut sepuluh rekomendasi film dan serial yang tak hanya mengusung nilai slow living, tetapi juga menyuguhkan cerita yang menyentuh, autentik, dan tak lekang oleh waktu.
1. Little Forest (2018 – Korea / 2014–2015 – Jepang)
Sutradara: Yim Soon-rye (versi Korea), Junichi Mori (versi Jepang)
Little Forest hadir dalam dua versi yang sama-sama memikat. Versi Korea mengikuti kisah Hye-won (Kim Tae-ri), seorang wanita muda yang kembali ke desa masa kecilnya untuk menyembuhkan diri dari tekanan hidup di kota. Ia menemukan ketenangan lewat memasak makanan sederhana dari hasil kebun sendiri.
Versi Jepang, yang terdiri dari dua bagian (Summer/Autumn dan Winter/Spring), menampilkan Ichiko (Ai Hashimoto) yang memilih menjalani kehidupan agraris di pegunungan Tohoku. Keduanya memperlihatkan keindahan keseharian yang tenang, serta hubungan manusia dengan alam dan makanan.
2. Keluarga Cemara 1 & 2 (2019, 2022)
Sutradara: Keluarga Cemara 1 (Yandi Laurens) / Keluarga Cemara 2 (Ismail Basbeth)
Keluarga Cemara yang dahulu kaya, kini harus hidup sederhana di desa. Abah (Ringgo Agus Rahman), Emak (Nirina Zubir), Euis (Adhisty Zara), dan Ara (Widuri Puteri), saling menyesuaikan diri dengan keadaan baru. Film ini menjadi pengingat bahwa kebahagiaan tidak terletak pada materi, melainkan dalam keutuhan keluarga dan saling mendukung. Penuh nilai dan emosi tanpa perlu menjadi sentimentil.
3. My Liberation Notes (2022)
Sutradara: Kim Seok-yoon
Serial ini mengikuti tiga bersaudara—Mi-jeong (Kim Ji-won), Chang-hee (Lee Min-ki), dan Ki-jeong (Lee El)—yang terjebak dalam rutinitas membosankan di pinggiran kota. Masuklah sosok misterius Mr. Gu (Son Suk-ku), yang membawa perenungan mendalam bagi Mi-jeong. My Liberation Notes bukan hanya kisah pencarian kebebasan, melainkan juga refleksi spiritual yang halus tentang kelelahan eksistensial.
4. Kikujiro no Natsu (1999)
Sutradara: Takeshi Kitano
Kikujiro (Takeshi Kitano) adalah mantan yakuza yang setengah terpaksa menemani Masao (Yusuke Sekiguchi), seorang anak kecil dalam perjalanan mencari ibunya. Meskipun ceritanya sederhana, film ini menyentuh lewat interaksi yang penuh diam, keanehan yang hangat, serta humor melankolis khas Kitano. Sebuah film jalan-jalan yang perlahan menyentuh hati.
5. Call Me Chihiro (2023)
Sutradara: Rikiya Imaizumi
Diadaptasi dari manga Chihiro-san, film ini mengikuti kehidupan Chihiro (Kasumi Arimura), mantan pekerja seks komersial yang kini bekerja di toko bento di kota kecil pesisir. Ia dengan lembut memengaruhi kehidupan orang-orang di sekitarnya. Dengan sinematografi yang sunyi dan narasi non-linear, Call Me Chihiro menjelma menjadi potret tentang kesepian, ketulusan, dan cara seseorang mencintai dunia secara perlahan.
6. Eat Pray Love (2010)
Sutradara: Ryan Murphy
Diangkat dari memoar Elizabeth Gilbert, film ini mengisahkan Liz (Julia Roberts) yang memutuskan untuk berkeliling dunia setelah perceraian. Ia menemukan kenikmatan makan di Italia, kedamaian spiritual di India, dan cinta di Bali. Meskipun cenderung lebih turistik, Eat Pray Love tetap relevan sebagai kisah pelarian dari kekosongan hidup modern ke pencarian makna yang lebih dalam.
7. Perfect Days (2023)
Sutradara: Wim Wenders
Hirayama (Koji Yakusho) adalah petugas kebersihan toilet umum di Tokyo yang hidup dengan rutinitas sederhana dan teratur. Setiap harinya diisi dengan pekerjaan, kaset musik lama, dan fotografi analog. Perfect Days adalah puisi visual tentang keindahan hidup yang tampak biasa, namun sebenarnya penuh arti. Film ini mengajarkan bahwa kebahagiaan bisa ditemukan dalam hal terkecil, bila kita cukup diam untuk memperhatikannya.
8. Minari (2020)
Sutradara: Lee Isaac Chung
Keluarga imigran asal Korea Selatan, keluarga Yi, memutuskan pindah dari California ke Arkansas di awal tahun 1980-an. Jacob Yi (Steven Yeun), kepala keluarga, punya ambisi besar: menanam dan menjual sayuran khas Korea agar mandiri secara finansial. Ia membeli sebidang tanah dan membawa keluarganya tinggal di sebuah rumah trailer di tengah ladang terbuka.
Namun, mimpi itu tidak berjalan mulus. Monica, istrinya, merasa kecewa dengan kehidupan baru yang jauh dari fasilitas dan komunitas Asia. Ia khawatir terhadap anak mereka yang masih kecil, terutama David Yi (Alan S.Kim), yang memiliki kelainan jantung dan harus dijaga ketat.
Untuk membantu mengasuh anak-anak, Monica (Han Ye Ri) mengundang ibunya, Soon-ja (Youn Yuh Jung), datang dari Korea. Kehadiran nenek yang nyentrik dan jauh dari citra nenek konvensional ini awalnya tidak disukai oleh David. Soon-ja suka menonton gulat, berjudi kartu, dan tidak bisa memasak seperti yang dibayangkan David. Namun, secara perlahan, kedekatan mereka tumbuh dalam interaksi yang hangat dan lucu.
Sementara itu, pertanian Jacob menghadapi banyak tantangan: kekeringan, kekurangan air, dan kendala distribusi. Ketegangan pun meningkat antara Jacob dan Monica karena tekanan hidup yang terus membesar. Di titik nadir, sebuah kebakaran menghancurkan hasil panen yang menjadi harapan besar mereka.
Namun, di tengah kehancuran, terselip harapan.
Soon-ja menanam minari, tanaman herbal Korea yang tumbuh subur di pinggir sungai, bahkan tanpa banyak perawatan. Tanaman ini menjadi simbol ketahanan keluarga Yi. Tentang bagaimana sesuatu yang sederhana bisa tumbuh kuat dan memberi manfaat di tempat asing.
Film dan serial bertema slow living bukan hanya tontonan yang menyejukkan mata, tetapi juga penyejuk jiwa. Di tengah dunia yang terus berlari, karya-karya ini mengajak kita untuk berhenti sejenak, menarik napas dalam, dan mengingat bahwa hidup tak melulu soal cepat.
Tetapi, tentang merasa, menghayati, dan hadir sepenuhnya. Jadi, film mana yang akan kamu tonton lebih dulu?*
Laporan oleh: Michelle Angella