Serangan Balasan Iran Guncang Strategi Kawasan, Dina Sulaeman: Israel Tak Lagi Kebal

FORUM KEADILAN – Analis Geopolitik Timur Tengah Dina Sulaeman menilai serangan balasan Iran terhadap Israel pada 14-15 Juni 2025 sebagai titik balik penting dalam dinamika keamanan kawasan Asia Barat.
Menurutnya, serangan itu merupakan respons strategis atas serangan Israel sehari sebelumnya yang menargetkan sejumlah tokoh penting dan wilayah sipil di Iran.
“Israel merasa jumawa karena selama ini melakukan berbagai kejahatan kemanusiaan dan pelanggaran HAM terhadap Palestina tanpa ada konsekuensi nyata. Negara-negara besar seperti AS, Prancis, Rusia, hingga China hanya sebatas mengecam,” ujar Dina kepada Forum Keadilan, Minggu, 15/6/2025.
Ia menilai, serangan Israel pada 13 Juni, yang menewaskan beberapa petinggi Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) dan ilmuwan nuklir Iran serta melukai warga sipil di Teheran telah melintasi “khatte qermez” atau garis merah doktrinal Iran.
“Iran tidak membalas secara emosional, melainkan dengan kalkulasi strategis. Ini adalah bentuk doktrin pencegahan sekaligus penataan ulang struktur kekuasaan di kawasan,” tegasnya.
Menurut Dina, selama ini Israel beroperasi di bawah persepsi kekebalan militer karena didukung teknologi tinggi dan jaminan proteksi dari Amerika Serikat. Namun, serangan balasan Iran ke Tel Aviv dinilai telah mengguncang kalkulasi itu.
“Iran kini menunjukkan dirinya sebagai aktor hard power yang mampu mengubah struktur regional. Ini bukan lagi tentang simbolisme perlawanan terhadap Zionisme, tapi soal realitas kekuatan,” katanya.
Lebih jauh, Dina menyebut bahwa peristiwa ini dapat menimbulkan dilema strategis bagi negara-negara Arab yang tengah menormalisasi hubungan dengan Israel.
“Mereka kini harus memilih: tetap bergantung pada janji keamanan dari Barat, atau bersiap menghadapi risiko dari konfrontasi terbuka,” jelasnya.
Ia juga menilai bahwa negara seperti Turki dan Qatar kemungkinan akan meninjau ulang posisi mereka dalam keseimbangan politik kawasan.
Di sisi lain, dua kekuatan global, Rusia dan Tiongkok, disebut akan mencermati respons Iran tersebut dengan serius. Menurut Dina, keduanya akan melihat bahwa Iran tidak lagi sebatas memainkan peran simbolik, tetapi kini tampil sebagai pemain nyata dalam tatanan geopolitik Timur Tengah.
“Ini adalah momen krusial yang akan mempengaruhi posisi banyak aktor global dalam menyikapi konflik berkepanjangan di kawasan,” tutupnya.
Laporan oleh: Muhammad Reza