Minggu, 13 Juli 2025
Menu

Ketegangan Iran-Israel Meningkat, Airlangga: Ketersediaan Suplai Minyak Kita Perlu Diperhatikan

Redaksi
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto Konferensi Pers di di Gedung Ali Wardhana Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, pada Jumat, 13/6/2025. | YouTube Sekretariat Presiden
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto Konferensi Pers di di Gedung Ali Wardhana Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, pada Jumat, 13/6/2025. | YouTube Sekretariat Presiden
Bagikan:

FORUM KEADILAN – Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menilai bahwa dampak perang bersenjata terbuka antara Iran-Israel yang tengah berlangsung memberikan dampak yang minim terhadap perekonomian Indonesia.

Walaupun demikian, Airlangga mengatakan bahwa perlunya diantisipasi terhadap lonjakan harga minyak mentah. Tetapi, dirinya menegaskan bahwa negara-negara eksportir minyak dunia seperti Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) saat ini mempunyai kepentingan untuk menahan harga minyak di tengah lesunya perekonomian global.

“Tentunya kalau kita lihat di Timur Tengah kan transmisinya relatif lambat, dan kita lihat tergantung harga minyak. Dan harga minyak tentu beberapa negara punya kepentingan untuk menahan lonjakan harga minyak. Jadi kita tunggu saja,” ujar Airlangga di kantornya, Jakarta, Jumat, 13/5/2025.

Potensi dampaknya, lanjutnya, terhadap perekonomian nasional jalur transmisi ekonomi dari kawasan Timur Tengah ke Indonesia tidak langsung terasa, terutama dari sisi perdagangan. Tetapi, sentimen pasar akibat kekhawatiran atas pasokan energi bisa menimbulkan gejolak, khususnya terhadap nilai tukar rupiah.

“Penjalarannya (dampak) karena Timur Tengah memang sudah panas, jadi relatif dari segi perdagangan itu tidak tertransmisi (terdampak), tetapi dari segi sentimen, ketersediaan supply minyak itu yang perlu kita perhatikan dulu,” tambahnya.

Pernyataan tersebut disampaikan menyusul serangan udara yang dilakukan Israel ke sejumlah wilayah strategis di Iran pada Jumat pagi waktu setempat. Serangan tersebut memicu ketegangan baru dalam konflik dua negara yang sebelumnya telah terlibat konflik panjang.

Dilansir AFP, serangan udara Israel menghantam berbagai target penting di Iran, termasuk fasilitas militer dan nuklir. Salah satunya adalah Fasilitas Nuklir Natanz yang dilaporkan terbakar dengan kempulan asap tinggi. Gedung-gedung apartemen dan pencakar tinggi di Teheran mengalami kerusakan parah, dengan kaca jendela pecah dan beberapa bangunan terbakar.

Sementera itu, pejabat militer Israel menyatakan, serangan itu menargetkan belasan lokasi, termasuk situs-situs militer dan fasilitas yang terkait dengan program nuklir Iran.

Lalu, Iran mulai meluncurkan serangan balasan dengan mengerahkan ratusan rudal ke Israel.

Dilansir kantor berita resmi Iran, IRNA, dilaporkan ratusan rudal balistik telah ditembakkan Teheran ke berbagai wilayah Israel.

“Beberapa saat yang lalu, dengan peluncuran ratusan rudal balistik berbagai jenis menuju wilayah pendudukan, operasi tanggapan tegas terhadap serangan brutal rezim Zionis telah dimulai,” lapor kantor berita resmi Iran, IRNA, Sabtu, 14/6/2025.

Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) menyatakan bahwa puluhan target di Israel, termasuk situs militer dan pangkalan udara, terkena serangan Teheran dengan tepat.

IRGC dalam pernyataan terpisah menegaskan pangkalan militer Israel yang mereka targetkan adalah yang digunakan untuk memulai serangan terhadap Iran beserta situs-situs pembuatan senjata Israel.

Ketegangan geopolitik ini juga telah mendorong harga minyak dunia naik kisaran USD 72-73 per barel, lebih tinggi dari rata-rata harga minyak mentah Indonesia (ICP) yang tercatat sebesar USD 65,29 per barel.

Walaupun belum mengambil langkah konkret, Airlangga memastikan pemerintah terus memantau situasi internasional dan potensi hingga dampaknya terhadap perekonomian domestik.

“Baru tadi pagi (eskalasi), ya kita monitor dulu,” pungkasnya.*