Selasa, 17 Juni 2025
Menu

Pengamat Nilai Tuduhan Prabowo soal Alat Asing ke LSM Tak Berdasar

Redaksi
Aktivits dan Pengamat Politik Ray Rangkuti dalam Podcast Hanya Disini (PHD) 4K, di Forum Keadilan, pada Sabtu 24/8/2024 | YouTube Forum Keadilan TV
Aktivits dan Pengamat Politik Ray Rangkuti dalam Podcast Hanya Disini (PHD) 4K, di Forum Keadilan, pada Sabtu 24/8/2024 | YouTube Forum Keadilan TV
Bagikan:

FORUM KEADILAN – Pengamat politik Ray Rangkuti menilai bahwa pernyataan Presiden Prabowo Subianto menuding ada pihak asing yang membiayai Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) untuk mengadu domba masyarakat tak berdasar.

Direktur Eksekutif Lingkar Madani itu menilai bahwa narasi semacam itu bukan hal baru dan kerap dilontarkan tanpa bukti yang memadai.

“Sudah biasa kita mendengar ungkapan Pak Prabowo soal dana asing kepada LSM sebagai upaya memecah bangsa. Ini bukan cerita baru. Jadi kita tak perlu heran lagi dengan hal ini. Sebagaimana kita tak perlu juga heran bahwa ucapan itu selalu tanpa bukti memadai,” ujar Ray saat dihubungi Forum Keadilan, Selasa, 3/6/2025.

Namun, ia mengingatkan bahwa posisi Prabowo kini berbeda. Dulu, sebagai tokoh politik, ucapan-ucapan tanpa dasar semacam itu dapat dianggap wajar.

Tetapi sebagai Presiden, kata dia, setiap pernyataan harus bisa dipertanggungjawabkan dan didukung oleh data konkret.

“Ucapan seperti itu, dulu mungkin tidak terlalu ditagih. Tapi kini, sebagai presiden, tentu seharusnya disertai bukti. Bukan sekadar omon-omon,” tegasnya.

Lebih lanjut, ia menilai hal yang lebih strategis ialah mengecek kemungkinan keterlibatan ‘pihak asing’ dalam lembaga atau kementerian negara, bukan semata menaruh curiga pada LSM.

“Presiden sebaiknya mengecek apakah lembaga/kementerian negara memiliki kerja sama atau hubungan dengan pihak asing. Termasuk Danantara, apakah melibatkan tenaga asing dalam posisi strategis dan elitis,” jelasnya.

Dirinya menekankan bahwa potensi pengaruh asing justru lebih besar jika menyusup melalui lembaga negara ketimbang LSM yang posisinya non-pemerintah dan memiliki keterbatasan akses ke kebijakan strategis negara.

“Kalau masuk ke lembaga negara, tentu kepentingan asing akan lebih mulus mengalir,” ungkapnya.

Ia juga menyebut bahwa jumlah dan kiprah LSM di Indonesia saat ini semakin menyusut, khususnya di bidang pemberdayaan politik dan demokrasi.

Ray menambahkan, bantuan dana asing yang diberikan ke LSM melalui lembaga pemerintah, yaitu Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).

“Artinya, sebelum dana itu turun ke LSM, pemerintah punya otoritas penuh untuk menilai dan menyaringnya,” tutupnya.

Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto menyinggung Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang menyuarakan demokrasi dan Hak Asasi Manusia (HAM) tapi justru didanai oleh asing. Ia mengajak setiap elemen bangsa bersatu membumikan nilai-nilai Pancasila untuk bersama-sama menghadapi kekuatan asing yang tidak suka dengan Indonesia.

Prabowo menyampaikan, ratusan tahun, berbagai negara asing telah mengadu domba bangsa Indonesia. Bahkan, terkini diduga para negara asing membiayai LSM untuk terus mengadu domba bangsa Indonesia. Ia tak menginginkan bangsa Indonesia terus dipermainkan dengan negara asing.

“Ratusan tahun mereka adu domba kita sampai sekarang, dengan uang, mereka membiayai LSM-LSM untuk mengadu domba kita, mereka katanya penegak demokrasi, HAM, kebebasan pers, saya tidak mengajak bangsa Indonesia untuk curiga sama bangsa asing, kita tidak boleh dipermainkan oleh bangsa manapun,” ucap Prabowo saat menyampaikan sambutan dalam Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila di Halaman Gedung Pancasila, Jakarta, Senin, 2/6.*

Laporan oleh: Syahrul Baihaqi